Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia bergerak naik tipis pada perdagangan Selasa (23/9/2025), seiring pasar mencermati prospek pasokan global setelah pemerintah federal Irak dan otoritas wilayah Kurdi mencapai kesepakatan awal untuk membuka kembali jalur pipa ekspor minyak.
Harga minyak mentah Brent naik 14 sen menjadi US$66,71 per barel pada pukul 09.19 GMT.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 21 sen ke posisi US$62,49 per barel, setelah sempat mencatatkan kerugian di awal sesi.
Baca Juga: Harga Minyak WTI Terkoreksi Akibat Kekhawatiran Pasokan Berlebih dari Irak
Kenaikan ini sedikit mengimbangi tren pelemahan dalam empat sesi sebelumnya, di mana harga Brent dan WTI terkoreksi sekitar 3%.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan, level persediaan minyak rendah di negara-negara OECD masih menjadi faktor penopang harga.
Namun, peningkatan ekspor minyak mentah dari OPEC+ serta ketiadaan sanksi baru terhadap ekspor minyak Rusia menjadi faktor penahan kenaikan harga.
Pasar juga menyoroti perkembangan di Timur Tengah. Dua pejabat perminyakan mengatakan kepada Reuters bahwa Irak dan pemerintah regional Kurdi, bersama perusahaan minyak, telah mencapai kesepakatan untuk melanjutkan ekspor minyak melalui Turki.
Kesepakatan tersebut masih menunggu persetujuan kabinet Irak pada Selasa.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stagnan Selasa (23/9) Pagi, Brent ke US$66,56 & WTI ke US$62,29
Jika terealisasi, ekspor minyak dari Kurdistan Irak yang sempat terhenti sejak Maret 2023 akan kembali berjalan, dengan volume sekitar 230.000 barel per hari.
Secara keseluruhan, pasar minyak global tengah menghadapi prospek pasokan berlebih dan permintaan yang melambat akibat percepatan adopsi kendaraan listrik serta tekanan ekonomi dari kebijakan tarif AS.
Dalam laporan bulanan terbarunya, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak global akan meningkat lebih cepat tahun ini, bahkan berpotensi mengalami surplus lebih besar pada 2026 seiring naiknya produksi OPEC+ dan suplai dari negara non-OPEC.
Meski begitu, risiko masih membayangi, termasuk potensi sanksi lebih ketat Uni Eropa terhadap ekspor minyak Rusia serta kemungkinan eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Melemah 0,2% di Awal Pekan, Terseret Peningkatan Ekspor Irak
Sementara itu, jajak pendapat awal Reuters pada Senin memperkirakan stok minyak mentah AS meningkat pekan lalu, sedangkan persediaan bensin dan distilat kemungkinan turun.