Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia pada Rabu (6/8) menguat setelah sempat anjlok ke level terendah dalam lima pekan pada sesi sebelumnya.
Penguatan ini dipicu oleh ancaman Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan tarif impor terhadap India terkait pembelian minyak mentah Rusia, serta laporan penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.
-
Minyak Brent naik US$1,11 atau 1,6% menjadi US$68,75 per barel
-
Minyak WTI naik US$1,12 atau 1,7% menjadi US$66,28 per barel
Sehari sebelumnya, kedua kontrak minyak ini turun lebih dari US$1 per barel, mencatat penurunan empat sesi beruntun.
Baca Juga: Amerika Serikat Akan Kenai Tarif Tinggi bagi Pembeli Minyak Rusia
Ancaman Tarif untuk India
Trump kembali mengancam akan menaikkan tarif impor barang asal India karena negara tersebut tetap membeli minyak mentah dari Rusia. India, bersama Tiongkok, merupakan salah satu pembeli utama minyak Rusia.
Analis Rystad, Janiv Shah, mengatakan bahwa meski pasar bereaksi positif terhadap kemungkinan kenaikan tarif, pelaku pasar masih menunggu kepastian implementasi kebijakan dan sektor mana yang akan terdampak.
Analis Panmure Liberum, Ashley Kelty, menambahkan bahwa meskipun ada ekspektasi India akan mengurangi pembelian minyak Rusia, kemungkinan besar langkah itu tidak akan dilakukan sepenuhnya. Pasalnya, India selama ini menikmati margin keuntungan besar dari pembelian minyak murah Rusia.
Misi Diplomatik AS di Moskow
Ketegangan geopolitik juga meningkat dengan kunjungan mendadak Utusan Khusus AS Steve Witkoff ke Moskow, hanya dua hari sebelum tenggat waktu yang diberikan Trump kepada Rusia untuk menyepakati perdamaian atau menghadapi sanksi baru.
Shah menilai bahwa meskipun pertemuan itu mungkin menghasilkan beberapa kompromi, rencana peningkatan pasokan OPEC+ dapat menekan harga jika terjadi pengurangan pasokan dari Rusia.
Baca Juga: Harga Minyak Rebound, Terdorong Ancaman Trump terhadap Pembeli Minyak Rusia
Dari sisi fundamental, harga minyak juga mendapat dukungan dari laporan penurunan stok minyak mentah AS pekan lalu. Data American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak AS turun 4,2 juta barel, jauh lebih besar dari perkiraan pasar sebesar 600 ribu barel untuk pekan yang berakhir 1 Agustus 2025.
Tantangan Bagi Kenaikan Harga Minyak
Meski ada dukungan dari faktor geopolitik dan penurunan stok, sejumlah analis masih pesimistis terhadap prospek kenaikan harga yang berkelanjutan.
Analis independen Gaurav Sharma menyebut harga Brent sulit bertahan di atas US$70 per barel secara konsisten. Brent tercatat turun 9,4% sepanjang tahun ini akibat pasar yang tetap kelebihan pasokan di tengah ketidakpastian permintaan global.
Faktor perlambatan ekonomi dunia dan prospek makro yang suram menjadi penghalang utama bagi terbentuknya tren bullish jangka panjang di pasar minyak.