Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump akan mengenakan tarif impor lebih tinggi kepada negara-negara yang membeli energi dari Rusia. Trump juga akan mengenakan tarif baru untuk produk semikonduktor dan farmasi dalam seminggu ke depan.
Pengumuman ini muncul beberapa hari setelah Trump menata ulang rencana tarif impor dengan kisaran 10% hingga 41%. Upaya AS mengubah perdagangan global masih jauh dari kata selesai, meski data ekonomi AS terbaru menunjukkan tantangan.
Trump secara khusus menyatakan akan menaikkan tarif impor dari India secara substansial dalam 24 jam ke depan. AS juga menuding pembelian minyak Rusia oleh India sebagai memicu mesin perang.
Baca Juga: Trump Segera Umumkan Calon Gubernur The Fed, Pertimbangkan 4 Nama Pengganti Powell
Sementara itu, Trump mengaku sangat dekat menuju kesepakatan dengan China untuk memperpanjang gencatan senjata dagang, yang melibatkan pengurangan kenaikan tarif balasan dan pelonggaran pembatasan ekspor beberapa teknologi.
Tak punya kuasa
Berbeda dengan China yang memanfaatkan dominasinya atas bahan tanah jarang, India tidak memiliki pengaruh serupa dan menghadapi tekanan ganda karena Trump berencana mengenakan tarif impor farmasi dan semikonduktor.
Trump mengancam akan mengenakan tarif sekunder kepada pembeli minyak Rusia sebagai tekanan lebih lanjut kepada Presiden Vladimir Putin agar menghentikan perang di Ukraina. Kremlin dikabarkan mempertimbangkan konsesi, termasuk kemungkinan gencatan senjata udara.
Dalam wawancara dengan CNBC, Trump dikutip Bloomberg menjelaskan rencana tarif farmasi yang awalnya kecil akan meningkat hingga 150% dalam satu tahun dan mencapai 250% dalam satu setengah tahun. Trump ingin produk farmasi dibuat di dalam negeri. Meski demikian, Trump menyatakan hubungan dengan China berjalan baik dan berharap bisa mencapai kesepakatan menguntungkan. Namun, ia menegaskan pertemuan langsung dengan Presiden Xi Jinping hanya akan terjadi jika kesepakatan tercapai.
Kesepakatan dagang AS dan China akan berakhir pada 12 Agustus, yang sebelumnya membantu meredakan kekhawatiran perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia. Pertemuan terbaru antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Stockholm menjadi negosiasi ketiga dalam tiga bulan terakhir.
Meski pejabat China menyambut baik hasil perundingan, masa depan kesepakatan masih tergantung pada keputusan akhir dari Presiden Trump.
.