Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah global bergerak stabil pada awal perdagangan Rabu (17/9), setelah pada sesi sebelumnya naik lebih dari 1% akibat serangan drone terhadap pelabuhan dan kilang minyak Rusia.
-
Brent crude futures turun tipis 1 sen menjadi US$68,46 per barel (pukul 01:14 GMT).
-
West Texas Intermediate (WTI) juga terkoreksi 1 sen ke level US$64,51 per barel.
Kenaikan harga pada perdagangan sebelumnya didorong kekhawatiran terganggunya pasokan minyak Rusia akibat serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi utama.
Dampak Serangan Drone Ukraina
Menurut laporan Reuters, tiga sumber industri menyebutkan bahwa Transneft, monopoli pipa minyak Rusia, telah memperingatkan produsen kemungkinan harus mengurangi produksi jika serangan terus menargetkan pelabuhan ekspor dan kilang.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Rabu (17/9) Pagi, Investor Cermati Dampak Serangan ke Kilang Rusia
Di sisi lain, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan pihaknya akan mempercepat upaya menghentikan impor bahan bakar fosil Rusia dan meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Moskow.
Fokus Pasar: Keputusan The Fed
Para investor kini menanti hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) pada 16–17 September. Bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, guna merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan energi.
Analis pasar IG, Tony Sycamore, menekankan bahwa fokus utama pasar adalah:
-
Apakah ada anggota komite yang mendukung pemangkasan lebih agresif sebesar 50 basis poin.
-
Proyeksi kebijakan suku bunga ke depan, apakah akan ada dua atau tiga kali pemangkasan tambahan.
-
Nada dan sikap Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers.
Sycamore menambahkan, meskipun ada potensi aksi “buy the rumour, sell the fact”, dampaknya kemungkinan singkat karena pasar masih memperkirakan pemangkasan suku bunga lanjutan pada Oktober dan Desember.
Baca Juga: Kapal Tanker yang Terkena Sanksi Buang Minyak Rusia di Pelabuhan India
Stok Minyak AS Turun
Dari sisi fundamental, data terbaru menunjukkan sinyal positif bagi harga minyak. Menurut American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah AS turun 3,42 juta barel pada pekan yang berakhir 12 September.
-
Stok bensin juga menyusut 691.000 barel.
-
Stok distilat justru naik 1,91 juta barel.
Pasar kini menanti data resmi dari U.S. Energy Information Administration (EIA) yang akan dirilis Rabu malam. Konsensus jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan stok minyak mentah sekitar 900.000 barel, kenaikan stok distilat 1 juta barel, dan kenaikan stok bensin 100.000 barel.