Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak naik tipis di pagi ini karena meningkatnya kekhawatiran potensi gangguan pasokan dari wilayah Timur Tengah setelah Israel meningkatkan serangan terhadap pasukan yang didukung Iran.
Senin (30/9) pukul 07.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2024 naik 16 sen, atau 0,22%, menjadi US$ 72,14 per barel. Kontrak tersebut berakhir pada hari ini dan kontrak yang lebih aktif untuk pengiriman Desember naik 10 sen, atau 0,14%, menjadi US$ 71,64 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2024 naik 8 sen, atau 0,12%, menjadi US$ 68,26 per barel.
Minggu lalu, Brent turun sekitar 3%, sementara WTI turun sekitar 5% karena kekhawatiran permintaan meningkat setelah stimulus fiskal dari China, ekonomi terbesar kedua di dunia dan importir minyak teratas, gagal meyakinkan kepercayaan pasar.
Namun, harga pada hari Senin didukung oleh kemungkinan meluasnya konflik Timur Tengah yang melibatkan Iran, produsen utama dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), setelah Israel meningkatkan serangannya terhadap kelompok militan Hizbullah dan Houthi yang didukung Iran.
Baca Juga: Mulai Rebound, Harga Minyak Masih Turun Sepekan Ini Karena Prospek Pasokan yang Naik
"Eskalasi serangan baru-baru ini di Timur Tengah meningkatkan kemungkinan Iran terseret langsung ke dalam konflik, yang menimbulkan risiko signifikan terkait gangguan pasokan pada produsen OPEC," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.
Israel mengatakan telah mengebom target Houthi di Yaman pada hari Minggu, memperluas konfrontasinya dengan sekutu Iran dua hari setelah membunuh pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dalam konflik yang meningkat di Lebanon.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memberi wewenang kepada militer untuk memperkuat kehadirannya di Timur Tengah, dengan Pentagon mengatakan pada hari Minggu bahwa jika Iran, mitranya, atau proksinya menargetkan personel atau kepentingan AS, Washington "akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami".
Kemudian pada hari Senin, pasar akan menunggu untuk mendengar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk petunjuk tentang kecepatan pelonggaran kebijakan moneter Fed, dan tujuh pembuat kebijakan Fed lainnya akan berbicara minggu ini, catatan ANZ menambahkan.
Namun, harga tetap berada di bawah tekanan karena OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, berencana untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Desember dan ekspor minyak dari Libya juga diharapkan kembali.