kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga minyak mentah di London naik ke level tertinggi sebulan terakhir


Selasa, 20 Maret 2018 / 21:43 WIB
Harga minyak mentah di London naik ke level tertinggi sebulan terakhir
ILUSTRASI.


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - LONDON, INGGRIS. Harga minyak naik pada Selasa (20/3) ke level tertinggi bulan ini. Selain ketegangan di Timur Tengah, kemungkinan penurunan lebih lanjut produksi minyak Venezuela turut mengimbangi dampak negatif pertumbuhan produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Harga minyak mentah Brent berjangka naik US$ 1,22 ke $ 67,27 per barel pada pukul 13:43 waktu London. Ini merupakan tingkat harga tertinggi sejak akhir Februari 2018. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Mei juga naik US$$ 1,19 ke US$ 63,32 per barel.

"Pergerakan harga hari ini lebih berkaitan dengan ketegangan geopolitik daripada fundamental yang mendasarinya, tapi saya tidak melihat hal itu akan bertahan," ujar ahli strategi PVM Oil Associates Tamas Varga.

Senin (19/3) lalu Arab Saudi menyebut kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia sebagai "kesepakatan yang cacat",  menjelang pertemuan antara pangeran mahkota Saudi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Keduanya sangat kritis terhadap Iran.

Ancaman Trump untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan antara Teheran dan enam kekuatan dunia meningkatkan prospek sanksi baru yang dapat melukai industri minyak Iran.

"Ketegangan antara Arab Saudi dan Iran mendorong kenaikan harga," kata Sukrit Vijayakar, direktur konsultan energi Trifecta, dalam sebuah catatan.

Kekhawatiran tentang penurunan produksi di Venezuela hingga duakali lipat sejak 2005 ke bawah 2 juta barel per hari (bpd) akibat krisis ekonomi, juga memanaskan pasar minyak.

Badan Energi Internasional mengatakan pekan lalu bahwa Venezuela "rentan terhadap laju penurunan produksi" dan gangguan semacam itu bisa menyebabkan pasar global mengalami defisit.

PVME's Varga mengatakan Venezuela memang sumber potensial gangguan pasokan, namun tantangan yang lebih besar untuk OPEC dan sekutu-sekutunya adalah memastikan usaha mereka menyeimbangkan pasar melalui jalur produksi tidak dirusak oleh kenaikan produksi di tempat lain.

Output produksi telah meningkat tajam di Amerika Serikat, Kanada, dan Brasil. Mereka meningkatkan produksi untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan harga minyak mentah yang telah didukung oleh pemotongan yang dilakukan OPEC, Rusia, dan sekutunya. Kenaikan produksi telah membatasi kenaikan harga minyak.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×