kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah ditutup menguat berkat penurunan stok minyak AS


Jumat, 09 Juli 2021 / 06:08 WIB
Harga minyak mentah ditutup menguat berkat penurunan stok minyak AS


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah berhasil ditutup menguat setelah rebound dari pelemahan di awal perdagangan setelah data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan yang jauh lebih besar dari yang diharapkan dalam persediaan minyak mentah dan bensin.

Kamis (8/7), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 naik 0,9% dan ditutup di US$ 74,12 per barel.

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ditutup menguat 1% menjadi US$ 72,94 per barel.

Di awal sesi, kedua kontrak minyak acuan ini jatuh ke level terendah dalam tiga pekan. Harga Brent pun tetap berada US$ 3 per barel di bawah penutupan Senin (5/7). Ini terjadi karena para pedagang tetap khawatir bahwa pasokan minyak mentah global mungkin membengkak setelah runtuhnya negosiasi antara OPEC+.

Harga minyak akhirnya terangkat berkat data persediaan minyak mentah AS yang turun 6,9 juta barel pekan lalu menjadi 445,5 juta barel. Analis memperkirakan penurunan 4 juta barel di minggu lalu.

Masih berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), stok bensin AS juga turun 6,1 juta barel dalam seminggu menjadi 235,5 juta barel. Sebelumnya, analis memperkirakan penurunan 2,2 juta barel.

Baca Juga: Harga minyak mentah Indonesia (ICP) naik, ini dampaknya ke sektor hulu migas

"Laporannya bullish, tidak diragukan lagi," kata Tony Headrick, Energy Market Analyst CHS Hedging. "Kami memang melihat peningkatan yang sangat besar dalam total bensin yang dipasok, yang akan mengarah ke hari Jumat sebelum akhir pekan 4 Juli."

Sebelumnya harga minyak berjangka telah jatuh karena gangguan dalam diskusi antara produsen minyak utama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Ketidaksepakatan antara dua sekutu di kawasan Teluk ini terungkap secara terbuka pada pertemuan OPEC+ pekan lalu. 

Riyadh dan Abu Dhabi berselisih mengenai kesepakatan yang diusulkan yang akan membawa lebih banyak pasokan minyak ke pasar global.

Pedagang khawatir, anggota kelompok OPEC+ dapat tergoda untuk mengabaikan batas produksi yang telah mereka ikuti selama pandemi berlangsung.

Kelompok ini masih menahan produksi hampir 6 juta barel per hari (bph) dan diperkirakan akan mengurangi pemotongan itu tahun ini.

Rusia berusaha menengahi untuk membantu mencapai kesepakatan untuk meningkatkan produksi, sumber OPEC+ mengatakan pada hari Rabu.

Kekhawatiran tentang pandemi juga membebani harga. Virus corona yang bangkit kembali memaksa Jepang untuk mengumumkan keadaan darurat di Tokyo yang akan berlangsung sepanjang Olimpiade. 

Korea Selatan juga melaporkan penghitungan harian tertinggi kasus Covid-19 selama periode pandemi berlangsung. 

Selanjutnya: Wall Street melemah, terseret aksi jual akibat kekhawatiran pemulihan ekonomi




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×