Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah untuk ketiga kalinya dalam empat hari karena tanda-tanda lebih lanjut dari perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membayangi penurunan substansial dalam stok minyak mentah.
Melansir Reuters, harga minyak mentah acuan berjangka jenis Brent turun di bawah US$ 83 per barel, setelah ditutup melemah 2% pada hari Rabu (19/4).
Federal Reserve mengatakan dalam survei Beige Book-nya, menggambarkan awan atas prospek permintaan energi.
Alhasil, dolar AS juga berdetak lebih tinggi yang memberikan headwinds atau sentimen yang dapat menarik mundur untuk harga komoditas. Terlebih minyak diperdagangkan dalam the greenback yang membuatnya lebih mahal saat menggunakan mata uang yang lainnya.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Turun, Rabu (19/4): Brent ke US$84,70 dan WTI ke US$80,81
Kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi lebih besar dibandingkan sentimen laporan bullish dari Administrasi Informasi Energi yang menunjukkan stok minyak mentah AS turun 4,58 juta barel pekan lalu.
Kilang AS beroperasi di atas 91% kapasitas untuk pertama kalinya sejak Desember, meskipun persediaan bensin meningkat.
Terlepas dari kemunduran pekan ini, minyak mentah masih naik dari level terendah 15 bulan yang dicapai pada pertengahan Maret menyusul gejolak di sektor perbankan.
Pengumuman mengejutkan oleh OPEC+ tentang pengurangan produksi dan pembatasan aliran Irak telah mendukung beberapa kenaikan, dengan ekspektasi rebound permintaan dari China juga mendukung.