kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Harga Minyak Menuju Kenaikan Mingguan Kedua Berturut-turut Imbas kekhawatiran Pasokan


Jumat, 21 Maret 2025 / 17:08 WIB
Harga Minyak Menuju Kenaikan Mingguan Kedua Berturut-turut Imbas kekhawatiran Pasokan
ILUSTRASI. Harga minyak naik pada Jumat (21/3) dan menuju kenaikan mingguan kedua berturut-turut karena sanksi baru AS terhadap Iran. REUTERS/Christian Hartmann/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak naik pada Jumat (21/3) dan menuju kenaikan mingguan kedua berturut-turut karena sanksi baru AS terhadap Iran dan rencana produksi terbaru dari kelompok produsen OPEC+ meningkatkan ekspektasi pasokan yang lebih ketat.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka naik 12 sen, atau 0,2%, ke level US$ 72,12 per barel pada pukul 08.50 GMT. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 15 sen, juga 0,2%, menjadi US$ 68,22.

Secara mingguan, baik Brent maupun WTI berada di jalur kenaikan lebih dari 1%, kenaikan terbesar sejak minggu pertama tahun ini.

Departemen Keuangan Amerika Serikat pada hari Kamis mengumumkan sanksi baru terkait Iran, yang untuk pertama kalinya menargetkan kilang minyak independen China di antara entitas dan kapal lain yang terlibat dalam memasok minyak mentah Iran ke China.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik US$1 Kamis (20/3), AS Jatuhkan Sanksi Baru Terkait Iran

Sanksi baru AS terhadap ekspor minyak Iran memicu kenaikan harga minyak pada hari Kamis bersamaan dengan janji OPEC+ untuk mengkompensasi kelebihan produksi, kata analis PVM Tamas Varga.

Pengumuman hari Kamis menandai putaran keempat sanksi Washington terhadap Iran sejak Presiden AS Donald Trump pada bulan Februari menjanjikan tekanan maksimum terhadap Teheran dan berjanji untuk mendorong ekspor minyak negara itu ke nol.

Analis di ANZ Bank mengatakan mereka memperkirakan penurunan ekspor minyak mentah Iran sebesar 1 juta barel per hari (bpd) karena sanksi yang lebih ketat. Layanan pelacakan kapal Kpler memperkirakan ekspor minyak mentah Iran di atas 1,8 juta bpd pada bulan Februari.

Harga minyak juga didukung oleh rencana OPEC+ baru bagi tujuh anggota untuk memangkas produksi lebih lanjut sebagai kompensasi atas produksi yang melebihi tingkat yang disepakati. Rencana tersebut akan mewakili pemotongan bulanan antara 189.000 bpd dan 435.000 bpd hingga Juni 2026.

Baca Juga: Minyak Dunia Turun 1% di Tengah Harapan Gencatan Senjata Ukraina dan Tarif Trump

OPEC+ bulan ini mengonfirmasi bahwa delapan anggotanya akan melanjutkan peningkatan bulanan sebesar 138.000 bpd mulai April, membalikkan sebagian dari 5,85 juta bpd pemotongan produksi yang disepakati dalam serangkaian langkah sejak 2022 untuk mendukung pasar.

"Meskipun grup tersebut memiliki rencana untuk pemotongan kompensasi, itu tentu saja tidak berarti para anggota akan mengikutinya. Sejumlah anggota secara konsisten telah menghasilkan lebih dari target produksi mereka," kata analis ING dalam sebuah catatan pada hari Jumat.

Selanjutnya: Perkuat Bisnis Penjaminan, Askrindo Syariah Gencar Lakukan Inovasi dan Transformasi

Menarik Dibaca: Harga Emas Dunia Bertahan di Dekat Rekor All Time High


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×