Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak stabil meskipun ada berita bahwa OPEC+ berencana untuk mengakhiri peningkatan pasokannya. Pasar terbebani oleh kekhawatiran akan kelebihan pasokan minyak dan data pabrik yang lemah di Asia.
Mengutip Reuters, Senin (3/11/2025), harga minyak mentah Brent berjangka turun 1 sen, atau 0,02%, menjadi US$ 64,76 per barel pada pukul 13.29 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 2 sen, atau 0,03%, menjadi US$ 60,96 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, pada hari Minggu sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 137.000 barel per hari (bph) pada bulan Desember dan untuk menghentikan sementara peningkatan produksi pada kuartal pertama tahun depan.
Baca Juga: Harga Minyak Menuju Penurunan Bulanan, Terbebani Penguatan Dolar dan Kenaikan Pasokan
Harga minyak Brent dan WTI turun lebih dari 2% pada bulan Oktober, turun untuk bulan ketiga berturut-turut dan mencapai titik terendah dalam lima bulan pada 20 Oktober.
Bulan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa pasar minyak global menghadapi surplus tahun depan sebanyak 4 juta bph. Sementara itu, OPEC memperkirakan pasokan dan permintaan minyak global akan seimbang tahun depan.
Penghentian kuota untuk kuartal pertama tahun depan tidak mempengaruhi surplus yang diproyeksikan, kata analis SEB dalam sebuah catatan.
"Namun, ini menunjukkan bahwa OPEC+ tidak melupakan harga. Mereka masih peduli dengan harga. Ini memberi tahu kita bahwa 2026 tidak akan menjadi pertumpahan darah atau kuburan bagi minyak," tambah mereka.
Sementara itu, para CEO perusahaan minyak Eropa dalam sebuah konferensi di Abu Dhabi memperingatkan agar tidak terlalu pesimis terhadap minyak tahun depan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Kamis (30/10), Menunggu Dampak Gencatan Dagang AS-China
RBC mengatakan bahwa Rusia tetap menjadi faktor penentu pasokan utama setelah sanksi AS terhadap produsen Rusia Rosneft dan Lukoil serta serangan terhadap infrastruktur energi negara itu akibat perang di Ukraina.
Serangan pesawat nirawak Ukraina menghantam Tuapse pada hari Minggu, salah satu pelabuhan minyak utama Rusia di Laut Hitam, yang menyebabkan kebakaran dan merusak setidaknya satu kapal.
Tantangan bagi pusat-pusat manufaktur besar Asia berlanjut pada bulan Oktober, survei bisnis menunjukkan pada hari Senin. Asia adalah kawasan konsumen minyak terbesar di dunia.













