Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak anjlok pada Rabu (23/10) setelah data industri menunjukkan persediaan minyak mentah AS membengkak lebih dari yang diharapkan, meskipun penurunan ini terbatas karena pasar mengamati upaya diplomatik di Timur Tengah setelah Israel terus menyerang Gaza dan Lebanon.
Mengutip Reuters, Rabu (23/10), harga minyak mentah Brent turun 20 sen, atau 0,3%, menjadi US$ 75,84 per barel pada pukul 03.30 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate turun 20 sen, atau 0,3%, menjadi US$ 71,54 per barel.
Harga minyak mentah berjangka ditutup lebih tinggi dalam dua sesi sebelumnya minggu ini.
Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis Rabu (23/10) Pagi, Ambil Jeda Setelah Kenaikan Kemarin
"Pasar terus menunggu respons Israel terhadap serangan rudal Iran," kata analis ING pada hari Rabu.
Ia menambahkan bahwa penguatan harga minyak pada hari Selasa kemungkinan disebabkan oleh kurangnya hasil dari kunjungan terakhir Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Israel.
Blinken mengadakan percakapan panjang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pemimpin senior Israel, mendesak mereka untuk mengirimkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.
Israel pada hari Selasa juga mengonfirmasi telah membunuh Hashem Safieddine, pewaris mendiang pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas bulan lalu dalam serangan Israel yang menargetkan kelompok militan Lebanon yang didukung Iran.
"Pelaku pasar memperkirakan konflik Timur Tengah akan berlarut-larut lebih lama, dengan kesepakatan gencatan senjata yang berpotensi menemui kebuntuan," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.
"Upaya stimulus China baru-baru ini dapat menghasilkan beberapa keberhasilan dalam menstabilkan kondisi atau bahkan mendorong pemulihan yang lebih berkelanjutan ke depannya, yang dapat berdampak positif pada permintaan minyak," tambah Yeap.
Baca Juga: Harga Minyak Acuan Ditutup Menguat Hampir 2% Usai Anjlok 7% di Pekan Lalu
Sementara itu, stok minyak mentah AS naik 1,64 juta barel minggu lalu, menurut sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan peningkatan stok minyak mentah sebesar 300.000 barel.
Data inventaris minyak resmi pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu pukul 10:30 pagi EDT (1430 GMT).
"Dengan harga minyak yang berayun dari wilayah jenuh jual ke jenuh beli dalam jangka waktu yang singkat, mempertahankan posisi di kedua sisi pasar dapat terbukti menantang," kata Jim Ritterbusch, dari Ritterbusch and Associates di Florida, dalam sebuah catatan.
Goldman Sachs pada hari Selasa mengatakan pihaknya memperkirakan harga minyak akan mencapai rata-rata $76 per barel pada tahun 2025 berdasarkan surplus minyak mentah moderat dan kapasitas cadangan di antara produsen di OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia.