Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga mobil bekas di Amerika Serikat menunjukkan lonjakan tahunan terbesar dalam hampir tiga tahun terakhir, memicu kekhawatiran bahwa tekanan inflasi dapat kembali menguat.
Lonjakan ini terjadi di tengah volatilitas pasar kendaraan yang dipicu oleh kebijakan tarif otomotif baru dari Presiden Donald Trump.
Indeks Manheim Catat Kenaikan Tertinggi Sejak 2022
Manheim Used Vehicle Value Index, indikator utama untuk harga mobil bekas di pasar grosir, naik 1,6% secara bulanan pada Juni 2025 dan 6,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini merupakan kenaikan tahunan tertinggi sejak Agustus 2022. Saat ini, indeks tersebut berada di angka 208,5, tertinggi sejak Oktober 2023.
Menurut Jeremy Robb, Direktur Senior Ekonomi dan Wawasan Industri di Cox Automotive, volatilitas harga pada kuartal kedua dipicu oleh dampak tarif otomotif terhadap penjualan mobil baru dan ketersediaan pasokan.
Baca Juga: Demo Besar-besaran Protes Kebijakan Trump Digelar di 50 Negara Bagian pada 17 Juli
“Tren apresiasi grosir menjadi lebih fluktuatif karena tarif berdampak besar terhadap penjualan mobil baru dan akhirnya memengaruhi pasar mobil bekas,” kata Robb.
Permintaan Konsumen dan Pasokan Mobil Bekas Menipis
Meskipun biasanya tekanan harga mereda di paruh kedua tahun, Robb menyebut bahwa penjualan mobil ritel tahun ini masih lebih panas dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, jumlah mobil yang keluar dari masa sewa untuk masuk ke pasar mobil bekas semakin menurun — dua faktor yang menopang harga mobil bekas tetap tinggi.
Kebijakan tarif impor 25% yang diberlakukan Presiden Trump terhadap mobil asing memicu lonjakan pembelian mobil baru pada awal musim semi, ketika konsumen bergegas membeli sebelum harga naik. Namun, penjualan anjlok drastis pada Mei dan kembali turun pada Juni.
Kekhawatiran Inflasi dan Sinyal The Fed
Kenaikan indeks Manheim menarik perhatian ekonom swasta dan pejabat Federal Reserve karena sebelumnya menjadi indikator awal gelombang inflasi besar yang melanda AS pasca pandemi COVID-19.
Pada akhir 2020, indeks ini mulai naik tajam, mendahului lonjakan inflasi nasional yang mencapai puncaknya di pertengahan 2022, dengan CPI (Consumer Price Index) mencapai lebih dari 9%, tertinggi sejak dekade 1980-an.
Salah satu anggota dewan gubernur Fed, Christopher Waller, sempat mengingatkan pada 2021 agar tidak mengabaikan data seperti harga mobil bekas dalam membaca tren inflasi.
Baca Juga: Tarif 35% Trump Ancam Industri Garmen Bangladesh, Jutaan Pekerja Terancam PHK
“Semua data ini memberi informasi penting tentang evolusi inflasi, dan kita harus hati-hati dalam mengabaikannya sebagai anomali,” ujarnya saat itu.
Kini, Waller—yang disebut-sebut menjadi kandidat kuat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed di bawah masa jabatan kedua Trump—mengubah pandangannya. Ia justru melihat risiko terbesar dari tarif otomotif saat ini adalah penurunan permintaan, bukan inflasi berkepanjangan.
Dalam pernyataan terbarunya, Waller menyatakan terbuka terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed akhir Juli ini.