kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Harga Pangan Dunia Capai Level Tertinggi, Imbas Kenaikan Harga Daging & Minyak Nabati


Jumat, 08 Agustus 2025 / 19:23 WIB
Harga Pangan Dunia Capai Level Tertinggi, Imbas Kenaikan Harga Daging & Minyak Nabati
ILUSTRASI. FAO menyatakan, harga komoditas pangan dunia naik pada Juli ke level tertinggi lebih dari 2 tahun karena lonjakan harga minyak nabati dan daging.


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - PARIS. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyatakan, harga komoditas pangan dunia naik pada bulan Juli ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, karena lonjakan harga minyak nabati dan rekor harga daging melebihi penurunan harga sereal, susu, dan gula.

Mengutip Reuters, Jumat (8/8/2025), FAO mengatakan, indeks Harga Pangan FAO, yang berfungsi sebagai patokan global untuk harga komoditas pangan, mencapai rata-rata 130,1 poin pada bulan Juli, meningkat 1,6% dari bulan Juni.

Itu adalah angka tertinggi sejak Februari 2023, meskipun indeks tersebut 18,8% di bawah puncaknya pada Maret 2022, yang menyusul invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Indeks harga daging FAO mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu 127,3 poin, naik 1,2% dari puncak sebelumnya pada bulan Juni, karena permintaan impor yang kuat dari China dan Amerika Serikat mendorong harga daging sapi dan domba, ungkap badan tersebut.

Baca Juga: Susun Standar Keberlanjutan Minyak Sawit Global,Indonesia,Malaysia& FAO Berkolaborasi

Impor daging sapi AS telah meningkat setelah kekeringan menyebabkan penurunan jumlah ternak sapi domestik. Ekspor daging sapi China mencatat rekor tahun lalu di tengah meningkatnya popularitas daging tersebut, meskipun penyelidikan resmi terhadap daging sapi impor telah meningkatkan ketidakpastian tentang permintaan China.

Di pasar daging lainnya, harga unggas sedikit naik menyusul dimulainya kembali impor ayam Brasil oleh pembeli utama setelah Brasil mendapatkan kembali status bebas flu burung setelah tindakan terhadap wabah pertama di tingkat peternakan.

Sebaliknya, FAO mencatat harga daging babi menurun karena pasokan yang cukup dan permintaan yang lebih rendah, terutama di Uni Eropa.

Indeks minyak nabati FAO melonjak menjadi 166,8 poin, naik 7,1% secara bulanan dan merupakan level tertinggi dalam tiga tahun.

Menurut FAO, peningkatan ini didorong oleh harga minyak sawit, kedelai, dan bunga matahari yang lebih tinggi akibat permintaan global yang kuat dan pasokan yang semakin ketat, meskipun harga minyak rapeseed turun seiring dengan kedatangan pasokan tanaman baru di Eropa.

Baca Juga: Mendukung Ketahanan Pangan Nasional, PTPN I Mengembangkan Komoditas Kelapa.

Patokan harga sereal FAO turun ke level terendah dalam hampir lima tahun, mencerminkan tekanan pasokan musiman dari panen gandum di Belahan Bumi Utara.

Indeks beras turun 1,8% bulan lalu, didorong oleh pasokan ekspor yang melimpah dan permintaan impor yang lemah.

Harga susu turun tipis untuk pertama kalinya sejak April 2024, dengan penurunan harga mentega dan susu bubuk mengimbangi kenaikan harga keju.

Indeks harga gula FAO turun untuk bulan kelima berturut-turut karena ekspektasi peningkatan produksi di Brasil dan India, meskipun ada indikasi pemulihan permintaan impor gula global, kata badan tersebut.

FAO tidak memperbarui perkiraan pasokan dan permintaan sereal bulan ini.

Selanjutnya: Lautan Luas (LTLS) Operasikan PLTS Kapasitas 113,7 kWp di Pabrik Gresik

Menarik Dibaca: 360.000 Turis Asing Naik Kereta Api KAI hingga Juli 2025, Ini Tujuan Favorit




TERBARU

[X]
×