kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,50   -2,04   -0.23%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Rumah di Sejumlah Negara Diperkirakan Turun Pada 2023


Jumat, 03 Maret 2023 / 15:11 WIB
Harga Rumah di Sejumlah Negara Diperkirakan Turun Pada 2023
ILUSTRASI. Era harga rumah murah akan terjadi di beberapa negara tahun ini. REUTERS/Larry Downing/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Era harga rumah murah akan terjadi di beberapa negara tahun ini. Itu ditandai dengan penurunan permintaan, ditambah suku bunga yang diperkirakan bakal tetap tinggi.

Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu yang diprediksi harga rumahnya bakal sedikit turun. Jajak pendapat Reuters dari 29 analis memperkirakan rata-rata harga rumah AS berdasarkan indeks Case/Shiller, yang naik sekitar 6% tahun lalu, diperkirakan turun 4,5% pada 2023, diikuti tidak ada kenaikan pada 2024.

"Pembeli siap untuk kembali ke pasar. Namun, tingkat hipotek yang fluktuatif, yang turun pada Januari, mendorong aktivitas penjualan, akan terus menimbulkan tantangan keterjangkauan, membatasi permintaan," kata Crystal Sunbury, analis real estat senior di RSM, perusahaan konsultan yang berbasis di AS. dikutip dari Reuters, Jumat (3/3).

Baca Juga: Aktivitas Manufaktur Global Mulai Menunjukkan Pemulihan

Memang, prospek AS sedikit lebih optimistis dibanding pasar perumahan serupa lainnya, seperti Kanada yang akan menandai penurunan yang lebih besar tahun ini.

Penurunan harga rumah di Kanada tahun ini akan lebih curam dari perkiraan tiga bulan lalu. Harga rumah rata-rata di Kanada telah turun sekitar 15,0% dari puncaknya di awal tahun 2022 dan diperkirakan turun 12,0% tahun ini.

Harga rumah di Toronto dan Vancouver, yang terdepan dalam ledakan harga rumah baru-baru ini, diperkirakan akan turun masing-masing 15% dan 12%, pada tahun 2023, dibandingkan dengan kenaikan lebih dari 50% dan 30% selama pandemi.

Tetapi penurunan yang diharapkan itu dikerdilkan oleh kenaikan lebih dari 50% selama puncak pandemi. Ini menunjukkan impian memiliki rumah akan tetap berada di luar jangkauan.

“Kami pikir dalam waktu normal penurunan harga rumah sebesar 30% akan menjadi kehancuran, tetapi dalam konteks dari apa yang kami dapatkan dengan lonjakan dua tahun ini, ini adalah koreksi yang diperlukan untuk memulihkan keterjangkauan," kata Tony Stillo, direktur dari ekonomi untuk Kanada di Oxford Economics.

Di sisi lain, harga rumah di Australia sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan akan segera berakhir. Di Februari ini, harga rumah di Australia turun 0,1% secara nasional pada Februari, penurunan terkecil sejak Mei 2022.

Baca Juga: Pesanan Barang Manufaktur AS Melonjak

Tanda berakhir tersebut juga tercermin dari Sydney yang mencatatkan kenaikan harga rumah 0,3% secara bulanan. Ini menjadi kenaikan pertama harga rumah di Sydney dalam lebih dari satu tahun.

Selain karena jumlah properti yang terbatas, tim ekonomi Westpac mencatat bahwa kenaikan di Sydney terkait dengan perubahan pajak yang diterapkan oleh pemerintah New South Wales yang memungkinkan sebagian besar pembeli rumah pertama memilih untuk membayar pajak tanah yang sedang berlangsung daripada bea meterai satu kali, yang secara signifikan mengurangi biaya pembelian di muka.




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×