Sumber: Reuters | Editor: Hendra Gunawan
KUALA LUMPUR. Awan hitam kembali menghampiri Malaysian Airlines System Bhd (MAS). Untuk kedua kalinya, Maskapai milik Pemerintah Malaysia ini harus menderita musibah kecelakaan.
Kamis (17/7) waktu setempat, pesawat Malaysia Airlines dengan kode penerbangan MH17 tertembak jatuh di perbatasan Ukraina dan Rusia. Peristiwa ini langsung merontokkan harga saham MAS.
Mengutip Reuters, saham Malaysia Airlines merosot 15,78% ke level RM 19 sen per saham. Ini adalah level terendah sejak sebulan terakhir. Hingga penutupan Jumat (18/7), saham berkode MASM bertengger di level RM 20 sen. Di awal tahun 2014, saham MAS bergerak di atas RM 30 sen.
Musibah pesawat MH17 menambah pekerjaan rumah MAS. Pasalnya, hingga kini kredibilitas Malaysia Airlines masih negatif lantaran lenyapnya pesawat MH370 pada Maret lalu. "Sentimen negatif Malaysia Airlines memburuk.
Saat MH370 hilang, ada gerakan anti Malaysia oleh China. Musibah kali ini akan memicu efek sama," sebut analisis dari AmResearch, Jumat (18/7).
Di kuartal I lalu, rapor Malaysia Airlines terburuk selama dua tahun terakhir. Di akhir Maret 2014, MAS rugi bersih sebesar RM 443,39 juta, naik 59% dibandingkan kerugian sebesar RM 278,82 juta di kuartal I-2013.
Sejumlah agen perjalanan di Australia melaporkan pembatalan tiket MAS. Penny Spencer, Managing Director Spencer Travel mengatakan, pembatalan tiket terjadi sejak Jumat pagi. “Penjualan
tiket MAS mulai normal pasca hilangnya MH370 karena konsumen berpikir hal itu tidak mungkin terulang,” ujar Spencer seperti dikutip Sydney Morning Herald.
Musibah kedua ini dipastikan mempercepat langkah perusahaan investasi Pemerintah Malaysia, Khazanah Nasional Bhd, memprivatisasi MAS sebagai bagian dari restrukturisasi.