kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,20   -15,29   -1.66%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hari ini dalam sejarah: Pemimpin Uni Soviet Vladimir Lenin lolos dari pembunuhan


Minggu, 30 Agustus 2020 / 08:20 WIB
Hari ini dalam sejarah: Pemimpin Uni Soviet Vladimir Lenin lolos dari pembunuhan


Sumber: History | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemimpin kharismatik Uni Soviet, Vladimir Lenin, nyaris terbunuh pada 30 Agustus 1918 silam saat menghadiri sebuah acara di Moscow. 

Setelah menyampaikan pidato di sebuah pabrik di Moskow, Vladimir Lenin ditembak sebanyak dua kali oleh Fanya Kaplan, anggota Partai Sosial Revolusioner. Lenin menderita luka serius tapi selamat dalam serangan tersebut.

Upaya pembunuhan atas pemimpin Soviet itu langsung mengundang gelombang pembalasan dari pendukung Bolshevik terhadap Partai Sosial Revolusioner dan lawan politik lainnya. Dikutip dari History.com, ribuan orang dieksekusi dan membuat Soviet jatuh dalam perang saudara.

Lahir dengan nama Vladimir Ilich Ulyanov pada tahun 1870, Lenin mulai tertarik pada perjuangan revolusioner setelah saudaranya dieksekusi pada tahun 1887 karena berencana untuk membunuh Tsar Alexander III.

Baca Juga: Daftar 5 negara termiskin di dunia tahun 2020, semua ada di benua Afrika

Di masa mudanya Lenin menekuni studi hukum dan memulai praktek di Petrograd. Di situlah ia mulai dekat dengan pemikiran Marxis yang revolusioner.

Pada tahun 1895, Lenin muda mulai mengorganisir kelompok-kelompok Marxis di ibu kota ke dalam Union for the Struggle for the Liberation of the Working Class, dengan tujuan untuk merangkul kaum pekerja.

Akhir tahun 1895, Lenin dan para pemimpin kelompok lainnya ditangkap. Lenin langsung dijebloskan ke dalam penjara selama setahun sebelum akhirnya diasingkan ke Siberia selama tiga tahun.

Setelah bebas, Lenin meneruksan aktivitas revolusionernya ke Eropa Barat. Pada tahun 1902 ia menyebarkan pamflet berjudul "What Is to Be Done?" yang menyatakan bahwa hanya partai revolusioner profesional yang bisa membawa sosialisme ke Rusia.

Setelah pecahnya Revolusi Soviet tahun 1905, Lenin kembali ke Rusia. Revolusi tersebut ditandai dengan maraknya pemogokan kerja yang menyebabkan terhambatnya industri. Aksi baru berhenti saat Nikolay II menjanjikan reformasi, termasuk penerapan konstitusi Rusia dan pembentukan badan legislatif.

Baca Juga: Hari ini dalam sejarah: Rusia uji rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×