Sumber: History | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Lenin juga menentang Perang Dunia I yang dimulai pada tahun 1914. Baginya Perang Dunia I merupakan konflik imperialistik dan meminta para tentara untuk mengarahkan senjata mereka kepada para pemimpin kapiltalis yang mengirim mereka ke medan pertempuran.
Bagi Rusia, Perang Dunia I merupakan bencana besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Korban jiwa dari Rusia merupakan yang terbanyak di antara negara-negara lainnya.
Kerusuhan bahkan sempat terjadi di Petrograd pada bulan Maret 1917 karena kelangkaan makanan. Hal ini disebabkan oleh terpuruknya ekonomi Rusia yang terlalu memberatkan pada belanja militer.
Sejak saat itu serangkaian aksi revolusi terus terjadi di berbagai wilayah Kerajaan Rusia. Vladimir menjadi sosok kunci dalam mobilisasi masa berkat pemikirannya yang kritis dan memang sesuai dengan kondisi negara saat itu.
Baca Juga: 10 Negara tertua di dunia, salah satunya juga merupakan negara terkecil
Pada bulan Oktober 1917, Lenin diam-diam kembali ke Petrograd, dan pada 7 November Red Guard pimpinan Bolshevik menggulingkan pemerintahan sementara dan memproklamasikan pemerintahan baru Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Lenin.
Lenin menjadi diktator dari negara berpaham Marxis pertama di dunia. Pemerintahannya mampu berdamai dengan Jerman, menasionalisasi industri, dan mendistribusikan lahan-lahan ke penduduk secara luas.
Pada tahun 1920, kekuasaan para Tsar resmi dijatuhkan, dan pada 1922 Union of Soviet Socialist Republics (USSR) resmi didirikan.
Lenin meninggal dunia pada tahun 1924, jasadnya diawetkan dan sampai saat ini masih tersimpan di Lenin Mausoleum, Moskow.
Baca Juga: Hari ini dalam sejarah: China menyatakan perang terhadap Jerman