Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
VIENNA. Harga minyak mentah dunia dalam dua hari belakangan ini terus menunjukkan tren kenaikan. Hal itu diakibatkan adanya spekulasi bahwa negara-negara OPEC akan menyetujui rencana pemangkasan jumlah produksi minyaknya setelah harga minyak anjlok 50% dari harga rekor bulan Juli lalu.
Kini, harga minyak mentah di New York Mercantile Exchange untuk pengantaran bulan Desember mengalami kenaikan US$ 1,66 atau 2,5% menjadi US$ 69,59 per barel. Namun pada pukul 10.51 waktu Singapura, harga minyak berada pada level US$ 68,33 sebarel. Jika dibanding tahun lalu, harga minyak sudah anjlok 22% dan 4,9% dalam seminggu belakangan.
Sekadar informasi, Venezuela dan Iran merupakan dua anggota OPEC yang mengimbau untuk dilakukannya penurunan kapasitas produksi. Sementara itu, Presiden OPEC Chakib Khelil bilang, sudah ada konsensus untuk mengurangi suplai minyak di pasar dunia. Hanya saja, hingga kini, belum ada kesepakatan berapa jumlah pastinya.
“Dengan adanya pengumuman dari OPEC nanti, banyak dari pelaku pasar yang tidak mau berada dalam short position. OPEC kemungkinan besar akan menjalankan strategi penurunan produksi dan menunggu beberapa waktu untuk melihat situasi permintaan di pasar minyak. Setelah itu, mereka akan memangkas produksi lagi sebelum akhir tahun nanti,” jelas Toby Hassall, analis Commodity Warrants Australia Ltd di Sydney.
Catatan saja, OPEC terakhir kali menurunkan kuota produksinya pada pertemuan di Abuja, Nigeria Desember 2006 silam. Pemangkasan sekitar 500.000 barel per hari diberlakukan secara efektif mulai Febuari 2007. Namun, pemangkasan tersebut direvisi lagi pada 2007 setelah harga minyak kembali naik.