Reporter: Dyah Megasari, BBC, Reuters |
HONG KONG. Warga Hong Kong memberikan suara dalam pemilu yang berlangsung hari ini, Minggu (9/9) yang dianggap merupakan tonggak bersejarah bagi kelompok pro-demokrasi di negeri itu.
Kelompok ini disebut-sebut sedang diuntungkan dengan situasi politik yang diwarnai aksi protes anti-China yang sudah berlangsung selama beberapa pekan.
Warga Hong Kong menolak aturan yang mewajibkan murid sekolah belajar patriotisme kewarganegaraan China, aturan yang kemudian dibatalkan oleh pemerintah setempat Sabtu (8/9) kemarin.
Pembatalan ini membuat pegiat pro-demokrasi yang mencalonkan diri sebagai calon wakil rakyat dalam pemilu kali ini, makin bersemangat.
Tempat pemungutan suara di Hong Kong dibuka sejak pukul 07.30 pagi hingga 22.30 malam nanti waktu setempat.
Terdapat sekitar 3,5 juta warga yang punya hak pilih dan hasilnya diperkirakan sudah bisa diketahui Senin (10/9) besok.
Untuk pertama kalinya lebih dari separuh kursi parlemen Hong Kong diisi dengan anggota yang dipilih dalam pemilu, meskipun sisanya diisi oleh calon yang dipilih oleh sekelompok pemegang kepentingan ekonomi khusus.
Rencana untuk memberikan hak pilih sepenuhnya pada rakyat (universal suffrage) sudah dibuat untuk pemilu mulai tahun 2017.
Pemilu kali ini didominasi oleh isu tentang lapangan kerja, korupsi serta melonjaknya angka pendatang dari negeri Cina daratan.
Pemilih Hong Kong
Hong Kong diserahkan Inggris pada China tahun 1997, dan menikmati hak otonomi khusus sejak itu, di mana hak warganya untuk berdemo secara damai serta menjamin kebebasan persnya disa dijamin keamanannya.
Hak untuk memilih seluruh anggota parlemen, dimana 70 dipilih rakyat dan 30 dipilih kelompok khusus, disambut hangat warga.
"Tadinya tidak masalah siapa yang terpilih. Kali ini saya pikir penting memberikan suara supaya orang atau partai yang tidak saya sukai tidak masuk badan legislatif," kata seorang pemilih pada kantor berita Reuters.
Namun lebih penting lagi, kata seorang pemilih lain Anthony Tsang, adalah memberikan suara untuk "Orang yang benar-benar bisa membantu rakyat".
"Saya peduli pada soal mata pencaharian, harga rumah, gaji pekerja dan layanan kesehatan," kata Tsang. Hong Kong merupakan salah satu tempat tujuan investasi utama di dunia.