Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, ke Vietnam hari Senin (26/5) berbuah hasil. Maskapai penerbangan VietJet bersedia memborong 20 unit pesawat keluaran Airbus.
Perjanjian tersebut menjadikan jumlah pesawat A330neo yang disetujui untuk dibeli VietJet menjadi 40. Pembelian 20 unit lainnya telah ditandatangani tahun lalu.
Mengutip Reuters, perjanjian baru ini ditandatangani oleh ketua VietJet Nguyen Thi Phuong Thao dan Wouter van Wersch, seorang eksekutif senior di Airbus.
Dalam pidatonya, Thao yakin tambahan armada baru ini akan memperluas jangkauan VietJet, tidak hanya di Asia-Pasifik tetapi juga hingga ke Eropa.
"Pesanan baru ini akan terus mendukung perluasan jaringan penerbangan global VietJet, karena perusahaan berencana untuk meningkatkan penerbangan di seluruh wilayah Asia-Pasifik, dan mungkin untuk layanan jarak jauh masa depan ke Eropa," kata Thao.
Baca Juga: Presiden Prancis Macron Serukan Penangguhan Investasi Eropa ke AS Setelah Tarif Trump
Sayangnya, kedua pihak tidak menyebutkan biaya atau merinci jadwal pengiriman, tetapi mengatakan pesanan baru tersebut dimaksudkan untuk mendukung ekspansi strategis selama dekade berikutnya.
Sejalan dengan itu, Wersch juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan VietJet terhadap A330neo dan berharap kemitraan ini bisa terus berlanjut.
"Kami bangga bahwa maskapai ini telah memilih A330neo sebagai pesawat berbadan lebar pilihannya untuk membangun kesuksesannya, dan kami berharap dapat melanjutkan kemitraan kami seiring dengan perluasan jangkauan VietJet," ungkap Wersch.
Baca Juga: Jelang Lawatan Presiden Macron, Menteri PU Tata Kawasan Candi Borobudur
Berdasarkan data dari firma analisis penerbangan Cirium, Airbus adalah pemasok utama pesawat ke Vietnam dengan persentase mencapai 86%.
Dalam kesepakatan terpisah, Vietnam dan Airbus Defence juga menandatangani kerja sama untuk pengadaan satelit observasi bumi.
Airbus telah lama berunding dengan Vietnam untuk mengganti satelit observasi bumi milik negara Asia Tenggara tersebut. Saat ini, satelit yang digunakan adalah produksi EADS dan diluncurkan pada tahun 2013.
Kesepakatan itu terjadi di tengah perundingan perdagangan yang intens antara Vietnam dan Amerika Serikat untuk menghindari tarif yang akan sangat menekan ekonomi negara Asia Tenggara tersebut.
Tonton: Buka KTT ASEAN ke-46, Anwar Ibrahim Serukan Penguatan Persatuan Anggota ASEAN