Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - HANOI. Presiden Prancis Emmanuel Macron menandatangani sejumlah kesepakatan strategis dengan Vietnam, termasuk pembelian 20 pesawat Airbus A330neo oleh maskapai berbiaya rendah VietJet, dalam kunjungan kenegaraan pertamanya ke negara bekas koloni Prancis tersebut pada Senin (26 Mei 2025).
Kunjungan ini berlangsung di tengah ketegangan perdagangan global akibat ancaman tarif besar dari Amerika Serikat terhadap mitra dagang utama.
Meningkatkan Pengaruh Prancis di Asia Tenggara
Kunjungan Macron ke Vietnam merupakan yang pertama oleh presiden Prancis dalam hampir satu dekade, mencerminkan upaya Paris untuk memperkuat pengaruhnya di Asia Tenggara. Kunjungan ini juga menjadi langkah awal dari tur Macron ke kawasan, yang akan dilanjutkan ke Indonesia dan Singapura.
Vietnam, yang sangat bergantung pada ekspor, tengah menghadapi tekanan kuat dari Washington untuk membeli lebih banyak produk asal AS guna mengurangi surplus perdagangannya. Dalam beberapa bulan terakhir, negara ini juga menghadapi ancaman tarif hingga 46% dari Amerika Serikat jika tidak memberikan konsesi perdagangan yang diinginkan.
Baca Juga: Pemerintah Vietnam Perintahkan Pemblokiran Aplikasi Telegram
Namun, para pejabat Uni Eropa telah memperingatkan Vietnam agar tidak membuat kesepakatan yang merugikan kepentingan Eropa, terutama terkait dominasi Airbus sebagai pemasok utama armada pesawat sipil di Vietnam, yang saat ini mencakup 86% dari total armada nasional.
Daftar Kesepakatan Strategis yang Diteken
Berdasarkan dokumen yang diperoleh Reuters, kesepakatan yang diteken dalam kunjungan Macron meliputi:
-
Pembelian 20 pesawat Airbus A330neo oleh VietJet
-
Kerja sama di bidang energi nuklir dan kereta api
-
Proyek pengamatan bumi melalui satelit oleh Airbus Defence
-
Pengembangan vaksin bersama perusahaan farmasi Sanofi
-
Penguatan kerja sama pertahanan, keamanan siber, dan anti-terorisme
Kesepakatan satelit merupakan kelanjutan dari kerja sama sebelumnya, di mana satelit pengamat bumi Vietnam pertama kali diluncurkan oleh Airbus (saat itu bernama EADS) pada tahun 2013.
Komitmen pada Kebebasan Navigasi dan Kerja Sama Pertahanan
Dalam pernyataan bersama yang tidak disertai sesi tanya-jawab, Macron menegaskan dukungan Prancis terhadap prinsip kebebasan navigasi – isu penting bagi Vietnam yang kerap berseteru dengan Tiongkok di Laut China Selatan.
Macron juga menyatakan bahwa kemitraan dengan Vietnam kini mencakup kerja sama pertahanan yang diperkuat, menyusul penandatanganan sejumlah proyek di bidang militer dan luar angkasa.
Baca Juga: Trump Bakal Bangun Kawasan Golf di Vietnam Senilai US$ 1,5 Miliar
Presiden Vietnam, Luong Cuong, menyambut baik peningkatan kerja sama strategis ini. Ia menyebut bahwa kemitraan pertahanan mencakup berbagi informasi strategis, kolaborasi dalam industri pertahanan, serta kerja sama keamanan siber dan kontra-terorisme.
Dilema Vietnam: AS vs. UE
Di tengah tekanan AS untuk membeli hingga 250 pesawat Boeing oleh Vietnam Airlines dan VietJet, Vietnam berada dalam posisi sulit. Di satu sisi, langkah ini dapat meredakan ketegangan dagang dengan Washington dan menghindari tarif yang merugikan.
Di sisi lain, keputusan yang terlalu memihak AS dikhawatirkan akan merusak hubungan dagang yang sudah terjalin erat dengan Uni Eropa – mitra dagang besar yang juga memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Vietnam.
Seorang pejabat Uni Eropa menyatakan, “Vietnam harus memastikan bahwa keputusan mereka tidak mengorbankan kepentingan Eropa.” Pejabat lain menambahkan bahwa Vietnam telah diingatkan bahwa langkah seperti itu dapat mengancam hubungan dagang yang erat dengan Eropa, yang selama ini menjadi pasar penting bagi produk ekspor Vietnam.