Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - National Institutes of Health (NIH) mengatakan, hasil uji coba remdesivir buatan Gilead Sciences Inc menunjukkan, obat ini menawarkan manfaat paling besar untuk pasien virus corona baru yang membutuhkan oksigen ekstra tapi tidak memakai ventilator.
Data peer-review itu diterbitkan dalam New England Journal of Medicine. Hasil uji coba memperlihatkan, remdesivir memperpendek waktu pemulihan pasien virus corona hingga empat hari atau 31% dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan terapi pengobatan plasebo.
Manfaat terbesar terlihat pada pasien virus corona yang cukup parah sehingga membutuhkan oksigen tambahan, tetapi tidak menggunakan ventilator.
Baca Juga: Uni Eropa beri lampu hijau penjualan remdesivir untuk pasien corona
Data yang NIH perinci dalam jurnal ini mirip dengan hasil awal yang lembaga asal Amerika Serikat (AS) tersebut rilis bulan lalu dari penelitian yang mulai pada Februari lalu dengan 1.063 peserta di 10 negara.
Hanya, para peneliti menyebutkan, setelah tindak lanjut, 7% pasien yang mendapat remdesivir meninggal dibanding 12% pasien plasebo. Tapi, mereka mengatakan, perbedaan dalam tingkat kematian tidak signifikan.
“Temuan kami menyoroti kebutuhan untuk mengidentifikasi kasus Covid-19 dan memulai pengobatan antivirus sebelum penyakit paru berlanjut untuk memerlukan ventilator,” tulis para peneliti NIH seperti dikutip Reuters.
Mereka mencatat, angka kematian yang tinggi walaupun menggunakan remdesivir kemungkinan obat antivirus akan lebih efektif dalam kombinasi dengan pengobatan lain untuk Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan virus corona baru.
Gilead menyatakan, mereka mengharapkan hasil dari penelitiannya terhadap penggunaan remdesivir pada pasien Covid-19 bisa keluar akhir bulan ini.
Baca Juga: Amerika Serikat mulai distribusikan remdesivir untuk mengobati pasien corona
“Kami menantikan dimulainya studi kombinasi remdesivir untuk memahami, apakah penambahan obat lain bisa meningkatkan hasil pasien,” kata Chief Medical Officer Gilead Merdad Parsey seperti dilansir Reuters.
Badan Obat dan Makanan AS (FDA) mengizinkan penggunaan darurat remdesivir pada 1 Mei, dan Gilead telah memasok obat itu ke rumahsakit sebagai bagian dari janji untuk menyumbangkan 1,5 juta botol atau cukup untuk setidaknya 140.000 pasien.