Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
“Temuan kami menyoroti kebutuhan untuk mengidentifikasi kasus Covid-19 dan memulai pengobatan antivirus sebelum penyakit paru berlanjut untuk memerlukan ventilator,” tulis para peneliti NIH seperti dikutip Reuters.
Mereka mencatat, angka kematian yang tinggi walaupun menggunakan remdesivir kemungkinan obat antivirus akan lebih efektif dalam kombinasi dengan pengobatan lain untuk Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan virus corona baru.
Gilead menyatakan, mereka mengharapkan hasil dari penelitiannya terhadap penggunaan remdesivir pada pasien Covid-19 bisa keluar akhir bulan ini.
Baca Juga: Amerika Serikat mulai distribusikan remdesivir untuk mengobati pasien corona
“Kami menantikan dimulainya studi kombinasi remdesivir untuk memahami, apakah penambahan obat lain bisa meningkatkan hasil pasien,” kata Chief Medical Officer Gilead Merdad Parsey seperti dilansir Reuters.
Badan Obat dan Makanan AS (FDA) mengizinkan penggunaan darurat remdesivir pada 1 Mei, dan Gilead telah memasok obat itu ke rumahsakit sebagai bagian dari janji untuk menyumbangkan 1,5 juta botol atau cukup untuk setidaknya 140.000 pasien.