Sumber: msnbc | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Pesta inagurasi Barack Obama yang bakal berlangsung dalam hitungan jam dipersiapkan dengan sangat matang. Tidak terkecuali sistem pengamanannya. Tingkat keamanan di Washington DC melibatkan banyak pihak, mulai dari 58 federal, negara bagian dan agensi lokal. Bahkan dapat dikatakan ini merupakan pengamanan terbesar dalam sejarah inagurasi Presiden AS.
Sekitar 25.000 polisi, pasukan militer dan agen keamanan akan dikerahkan untuk menangani acara akbar yang bakal dihelat di ibukota negara tersebut. Perinciannya, armada keamanan meliputi 10.000 petugas keamanan nasional. 8.000 polisi dan 1.000 polisi taman nasional.
Selain itu, sekitar 4.000 polisi dari 99 departemen di luar Washington DC juga ikut dikerahkan.
Besarnya acara tersebut dan banyaknya tamu undangan yang hadir, menjadi ancaman tersendiri bagi presiden yang merupakan keturunan Afro-Amerika tersebut. Apalagi dikabarkan, sekitar 2 juta orang akan hadir dalam acara tersebut.
Selain itu, sistem pengamanan juga didukung oleh berbagai fasilitas lain yang meliputi penggunaan ribuan kamera video, penembak jitu dan patroli udara untuk melindungi Obama.
Sebagai tambahan, 155 tim intelijen akan berbaur di keramaian dan di tempat-tempat umum. Tujuannya tak lain untuk mengamati situasi yang ada. Penembak jitu alias sniper yang mampu menembak dalam jarak 1.000 yard juga turut andil dalam pengamanan.
Di sepanjang sungai Potomac, patroli kepolisian air AS juga mengamati keamanan di seluruh kawasan sungai. Untuk itu, seluruh transportasi yang melalui sungai tersebut akan ditutup dan dialihkan mulai hari Selasa waktu AS.
Penutupan jalan juga dilakukan di sekitar 150 blok kota. Hanya kendaraan umum saja yang bisa masuk ke kota. Sementara, kendaraan pribadi tidak diizinkan.
Untuk itu, Army national Guard 2nd brigade of Washington, juga turut andil dengan mengamankan rute-rute bus yang rutenya mengarah dan melewati tempat berlangsungnya inagurasi. “Saya sangat sennag bisa turut andil dalam acara ini. Saat ini pengamanannya sangat besar,” kata Scott Bukovec dari Johnstown.
Meski demikian, hingga saat ini pihak intelijen belum menemukan adanya ancaman spesifik yang berbahaya terhadap keberlangsungan acara inagurasi.