kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.750   25,00   0,15%
  • IDX 8.076   -50,78   -0,62%
  • KOMPAS100 1.120   -9,97   -0,88%
  • LQ45 800   -8,74   -1,08%
  • ISSI 281   -2,13   -0,75%
  • IDX30 420   -4,37   -1,03%
  • IDXHIDIV20 482   -3,64   -0,75%
  • IDX80 122   -1,03   -0,84%
  • IDXV30 133   0,18   0,14%
  • IDXQ30 133   -1,14   -0,85%

Hong Kong, Sri Lanka, Chile, dan Bangladesh Ajukan Diri Bergabung dengan RCEP


Kamis, 25 September 2025 / 12:23 WIB
Hong Kong, Sri Lanka, Chile, dan Bangladesh Ajukan Diri Bergabung dengan RCEP
ILUSTRASI. Hong Kong, Sri Lanka, Chile, dan Bangladesh tengah mengajukan diri untuk bergabung dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat negara dan wilayah — Hong Kong, Sri Lanka, Chile, dan Bangladesh — tengah mengajukan diri untuk bergabung dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), blok perdagangan terbesar di dunia yang dipimpin Tiongkok.

Informasi ini disampaikan pejabat Asia Tenggara pada Kamis (25/9/2025), di sela-sela pertemuan para menteri perdagangan dan ekonomi ASEAN yang berlangsung di Malaysia.

Saat ini, RCEP terdiri dari 15 anggota, yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, serta seluruh 10 negara anggota ASEAN.

Dukungan dari Negara Anggota

Pejabat RCEP menyatakan tidak banyak keberatan terhadap pengajuan anggota baru, dan akan berupaya mempercepat proses integrasi.

“Kami tentu mendukung negara mana pun yang ingin bergabung dengan RCEP,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dyah Roro Esti Widya Putri, di Kuala Lumpur.

Baca Juga: China Melepas Hak Mendapatkan Perlakuan Khusus Sebagai Negara Berkembang di WTO

Sementara itu, Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, menegaskan bahwa keputusan final terkait penerimaan anggota baru akan dibahas pada KTT RCEP di bulan Oktober, pertemuan tingkat tinggi pertama blok ini dalam lima tahun terakhir.

Selain membahas anggota baru, KTT RCEP juga dijadwalkan meninjau kembali perjanjian perdagangan yang ditandatangani pada 2020. Tengku Zafrul sebelumnya menyebut bahwa RCEP berencana melakukan upgrade kesepakatan untuk menyesuaikan dengan tantangan ekonomi global saat ini.

RCEP dan Posisi Strategis di Tengah Rivalitas Global

RCEP sering dipandang sebagai salah satu instrumen strategis Tiongkok dan mitranya untuk menghadapi dinamika perdagangan global, termasuk potensi hambatan tarif dari Amerika Serikat.

Meski demikian, sejumlah analis menilai bahwa ketentuan RCEP relatif kurang kuat dibanding perjanjian perdagangan regional lain, mengingat adanya kepentingan yang beragam di antara para anggotanya.

Selanjutnya: 4 Kombinasi Warna Dinding dan Sofa Buat Ruang Tamu Tampak Mewah Tanpa Renovasi

Menarik Dibaca: 4 Kombinasi Warna Dinding dan Sofa Buat Ruang Tamu Tampak Mewah Tanpa Renovasi




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×