kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.485.000   78.000   3,24%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.903   -221,81   -2,73%
  • KOMPAS100 1.091   -28,91   -2,58%
  • LQ45 774   -6,07   -0,78%
  • ISSI 281   -10,71   -3,67%
  • IDX30 402   -3,58   -0,88%
  • IDXHIDIV20 454   -0,27   -0,06%
  • IDX80 121   -1,76   -1,43%
  • IDXV30 129   -2,05   -1,56%
  • IDXQ30 127   -0,48   -0,38%

China Melepas Hak Mendapatkan Perlakuan Khusus Sebagai Negara Berkembang di WTO


Rabu, 24 September 2025 / 08:46 WIB
Diperbarui Rabu, 24 September 2025 / 21:32 WIB
China Melepas Hak Mendapatkan Perlakuan Khusus Sebagai Negara Berkembang di WTO
ILUSTRASI. China tidak akan lagi mendapat perlakuan khusus yang tersedia bagi negara-negara berkembang di World Trade Organization


Sumber: Bloomberg | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengumumkan akan mengurangi perlakuan khusus yang bisa didapat sebagai negara berkembangdi World Trade Organization (WTO). Langkah ini akan menghapus poin pertikaian dengan Amerika Serikat (AS), yang selama ini menjadi salah satu penghalang bagi kedua negara untuk menyepakati reformasi forum perdagangan global.

Kantor Berita milik pemerintah China, Xinhua, melaporkan, Perdana Menteri China Li Qiang mengumumkan, pada hari Selasa (23/9), di New York, negaranya tidak akan lagi mengupayakan perlakuan khusus dan berbeda dalam negosiasi WTO saat ini dan di masa mendatang.

Li saat ini berada di AS untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Li menyampaikan pernyataan tersebut pada pertemuan yang diselenggarakan oleh China tentang pembangunan global.

Baca Juga: McKinsey: Indonesia Berpotensi Jadi Negara Maju pada 2045 Jika Produktivitas Digenjot

"Ini adalah puncak dari kerja keras selama bertahun-tahun dan saya ingin mengapresiasi kepemimpinan China dalam isu ini!" tulis Ngozi Okonjo-Iweala, Direktur Jenderal WTO, di akun X resminya.

Selama ini, status negara berkembang memang dideklarasikan secara sepihak oleh tiap negara. Status negara berkembang memberi berbagai manfaat bagi anggota WTO, misalnya jangka waktu yang lebih panjang untuk mengimplementasikan perjanjian.

AS telah mengkritik China yang terus mengklaim status sebagai negara berkembang, meskipun merupakan negara asal kungfu tersebut sudah menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Di masa jabatan pertamanya di 2019 silam, Presiden AS Donald Trump mengatakan, Amerika Serikat tidak pernah menerima klaim Tiongkok atas status negara berkembang. Hampir setiap indikator ekonomi yang ada juga sudah menyangkal klaim Tiongkok.

Baca Juga: China Siap Ambil Langkah Balasan jika Negara Lain Ikuti Tekanan Dagang AS

Kendati begitu, China masih ogah melepas status sebagai negara berkembang. Reuters melaporkan, mengutip diplomat senior China di markas WTO di Jenewa, China masih tetap akan menyebut dirinya sebagai negara berkembang kendati tidak lagi memanfaatkan benefit khusus.

Sekadar informasi, aturan perdagangan WTO memberi negara berkembang lebih banyak keleuasaan untuk menggunakan tarif atau subsidi yang lebih tinggi untuk melindungi industri mereka.

(Berita ini telah direvisi dengan menambahkan keterangan bahwa China masih mempertahankan status sebagai negara berkembang dan mengganti judul berita. Sebelumnya, berita ini berjudul "Resmi, China Menyatakan Sudah Menjadi Negara Maju")

Selanjutnya: Grafik Harga Emas Batangan Antam Hari Ini (24 September 2025), Naik atau Turun?

Menarik Dibaca: Hujan Lebat Turun di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (25/9)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×