Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China memperingatkan negara-negara lain agar tidak membuat kesepakatan ekonomi yang lebih luas dengan Amerika Serikat (AS) jika hal itu merugikan kepentingan China, memperuncing retorika dalam perang dagang yang terus memanas antara dua ekonomi terbesar dunia.
Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pihaknya menghormati upaya negara mana pun dalam menyelesaikan perbedaan ekonomi dan perdagangan dengan Amerika Serikat melalui konsultasi setara.
Baca Juga: China Pertahankan LPR Bulan April Tetap di 3,1% dan 3,6%
Namun, Beijing akan "menentang dengan tegas" jika ada negara yang mencapai kesepakatan dengan AS yang merugikan China.
“China akan mengambil langkah balasan secara tegas dan setara” jika ada negara yang mencoba membuat kesepakatan semacam itu, ujar juru bicara kementerian tersebut, Senin (21/4).
Pernyataan itu merespons laporan media yang menyebut bahwa pemerintahan Trump tengah mempersiapkan tekanan terhadap negara lain agar membatasi perdagangan dengan China sebagai syarat mendapatkan pengecualian tarif dari AS.
“AS telah menyalahgunakan tarif terhadap semua mitra dagangnya atas nama 'kesetaraan', sambil memaksa negara-negara lain untuk memulai negosiasi tarif timbal balik,” tambah juru bicara tersebut.
Baca Juga: Hadapi Tarif Trump, Negara Asia Kompak Borong Minyak dan Gas Amerika Serikat (AS)
China menyatakan dirinya “bertekad dan mampu” melindungi hak serta kepentingan nasionalnya, dan siap memperkuat solidaritas dengan seluruh negara mitra.
Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa pemerintahan Trump sedang menyusun strategi untuk menekan negara-negara yang ingin mendapatkan pengurangan atau pengecualian tarif agar membatasi hubungan dagang mereka dengan China. Strategi itu termasuk kemungkinan pemberlakuan sanksi finansial.
Awal bulan ini, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyebut hampir 50 negara telah menghubungi dirinya untuk membicarakan tarif tambahan yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.
Sejumlah perundingan bilateral sudah berlangsung sejak saat itu. Jepang dikabarkan mempertimbangkan peningkatan impor kedelai dan beras dari AS.
Baca Juga: Pesawat Boeing yang Dikirim untuk China Kembali ke AS, Jadi Korban Perang Tarif Trump
Sementara Indonesia berencana meningkatkan impor pangan dan komoditas dari AS serta mengurangi pesanan dari negara lain.
Trump sebelumnya menghentikan sementara penerapan tarif terhadap puluhan negara sejak 2 April, kecuali terhadap China yang tetap dikenakan beban tarif tertinggi.
Sebagai respons, Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan ke tiga negara Asia Tenggara pekan lalu untuk mempererat hubungan kawasan.
Dalam kunjungannya, Xi mengajak mitra dagang untuk melawan tindakan sepihak dan intimidatif dalam perdagangan.
“Tidak ada pihak yang menang dalam perang dagang maupun perang tarif,” tulis Xi dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media Vietnam tanpa menyebut langsung AS.