kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Hubungan China dan Taiwan makin erat di sektor industri chip


Rabu, 07 November 2018 / 18:43 WIB
Hubungan China dan Taiwan makin erat di sektor industri chip
ILUSTRASI. Perang dagang AS-China


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Washington untuk memangkas pasokan chip asal China ke Amerika Serikat (AS) kini tengah menjadi sorotan. Sebabnya, China kini tengah injak gas untuk menjadi pemain global sebagai produsen chip komputer terbesar di gloal. 

Melansir pemberitaan Reuters Rabu (7/11) hal ini pun menutup kesepakatan global semikonduktor utama dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, China secara diam-diam sedang memperkuat kerjasama dengan perusahaan chip di Taiwan dengan mengirimkan atau transfer tenaga ahli.

Perusahaan raksasa chip asal Taiwan, yaitu Taiwan United Microelectronics Corp (UMC) pekan lalu dikabarkan menghentikan kegiatan penelitian dan pengembangan dengan mitra yang didukung oleh China yaitu Fujian Jinhua Intergrated Circuit Co Ltd, menyusul langkah AS.

Asal tahu saja, perusahaan Taiwan seperti UMC memang telah membantu memasok China dengan mengirimkan tenaga ahli, sebagai gantinya Taiwan pun punya akses untuk masuk ke pasar chip yang memang tumbuh deras di China.

Langkah China menggandeng perusahaan Chip pun bukan cuma untuk menjadi pemain global, dikabarkan China sedang menghadapi kekurangan chip sirkuit terpadu (intergrated chip/IC) selama bertahun-tahun. 

Setidaknya, pada tahun 2017 saja China mengimpor semikonduktor chip sebesar US$ 270 miliar. Jumlah tersebut bahkan lebih tinggi dari impor minyak mentah negara dengan populasi terbesar di dunia ini.

Dalam pemberitaan Reuters, setidaknya sudah ada 10 perusahaan patungan (joint ventures) atau kemitraan teknologi telah dibentuk dalam beberapa tahun terakhir antara perusahaan China dan Taiwan. Menurut pakar industri, hal ini bakal memikat para ahli di Taiwan dengan tawaran gaji serta tunjangan yang besar.

"Perusahaan semacam itu juga perlu berhati-hati untuk memastikan tidak ada pelanggaran paten atau hak cipta yang terlibat karena AS memiliki alat kontrol untuk membatasi kontrol, dan itu penting untuk dukungan teknologi," kata Randy Abrams, analis Credit Suisse di Taipei.

Di antara kemitraan ini, menurut Randy yang paling penting bagi China adalah memperkuat layanan pengecoran dan produksi chip. Lantaran, kedua sektor tersebut membutuhkan bantuan yang sangat besar dari perusahaan luar negeri karena kompleksitas teknologi, manufaktor dan kebutuhan modal yang sangat besar.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×