Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Kamis (6/3/2025), Presiden Rusia Vladimir Putin menunjuk Alexander Darchiev, sebagai duta besar untuk Amerika Serikat untuk memimpin pemulihan hubungan yang telah mengejutkan Ukraina dan negara-negara Eropa.
Melansir Reuters, Darchiev merupakan seorang diplomat kawakan yang dikenal di masa lalu karena kecaman publiknya terhadap Barat.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan minggu lalu, Washington telah memberikan lampu hijau pada pertemuan antara pejabat Rusia dan AS di Turki untuk menunjuk Darchiev, yang sekarang menjabat sebagai kepala departemen Amerika Utara di kementerian tersebut.
Pertemuan enam jam di Istanbul Kamis lalu, di mana para delegasi bekerja untuk mencoba memulihkan fungsi normal kedutaan mereka setelah bertahun-tahun saling mengusir, merupakan tanda terbaru dari pencairan hubungan antara kedua negara.
Presiden Donald Trump telah mengubah kebijakan sebelumnya tentang perang di Ukraina, membuka pembicaraan bilateral dengan Moskow dan menghentikan bantuan militer ke Kyiv setelah berselisih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih minggu lalu.
Rusia tidak memiliki duta besar di Washington sejak Oktober lalu ketika utusan sebelumnya, Anatoly Antonov, meninggalkan jabatannya.
Baca Juga: Rusia-Prancis Memanas, Ini Peringatan Kremlin kepada Macron
Darchiev, 64 tahun, telah bertugas selama dua periode panjang di kedutaan Rusia di Washington dan menjadi duta besar untuk Kanada dari tahun 2014 hingga 2021.
Seperti diplomat senior Rusia lainnya, ia dikenal dalam beberapa tahun terakhir karena kecaman publik yang keras terhadap Amerika Serikat dan Barat.
"Tampaknya, Washington perlu waktu untuk terbiasa dengan kenyataan bahwa hegemoninya sudah berlalu, dan harus memperhitungkan kepentingan nasional Rusia, yang memiliki lingkup pengaruh dan tanggung jawabnya sendiri," katanya kepada Interfax pada Maret 2022.
Dalam sebuah memoar, John J. Sullivan, seorang duta besar AS untuk Rusia di bawah Presiden Joe Biden saat itu, menggambarkan Darchiev menjadi "sangat marah" selama pertemuan di kementerian luar negeri di Moskow, atas pernyataan Biden, yang menyebut Putin sebagai penjahat perang.
Tonton: Ini Cara Lain AS untuk Menekan Ukraina Terkait Kesepakatan Damai Rusia
"Ketika saya selesai, dia mulai berteriak kepada saya dengan omelan yang tidak senonoh bahwa saya tidak boleh datang ke kementerian dengan sikap yang agresif seperti itu," tulis Sullivan.
Sullivan menolak berkomentar lebih lanjut tentang kejadian tersebut ketika dihubungi oleh Reuters, dan Reuters tidak dapat menghubungi Darchiev untuk mendapatkan cerita dari sisinya.