Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Rabu (27/11/2024), Rusia mengatakan jika Amerika Serikat menempatkan rudal di Jepang, hal ini akan mengancam keamanan Rusia dan mendorong Moskow untuk melakukan aksi balasan.
Mengutip Reuters, kantor berita Jepang Kyodo melaporkan pada hari Minggu (24/11/2024) bahwa Jepang dan AS bermaksud untuk menyusun rencana militer bersama untuk kemungkinan keadaan darurat Taiwan yang mencakup pengerahan rudal.
Kantor berita tersebut mengutip sumber-sumber AS dan Jepang yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa berdasarkan rencana tersebut, AS akan mengerahkan unit-unit rudal ke Kepulauan Nansei di prefektur Kagoshima dan Okinawa di barat daya Jepang, dan ke Filipina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Jepang meningkatkan situasi di sekitar Taiwan untuk membenarkan perluasan hubungan militer dengan Washington.
"Kami telah berulang kali memperingatkan pihak Jepang bahwa jika, sebagai hasil dari kerja sama tersebut, rudal jarak menengah Amerika muncul di wilayahnya, ini akan menimbulkan ancaman nyata bagi keamanan negara kami dan kami akan dipaksa untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan memadai untuk memperkuat kemampuan pertahanan kami sendiri," katanya.
Baca Juga: Nilai Tukar Rubel Anjlok, Kremlin Terus Meyakinkan Warga Rusia Agar Tidak Panik
Zakharova mengatakan, Tokyo bisa mendapatkan gambaran tentang apa saja langkah-langkah tersebut dengan membaca doktrin nuklir Rusia yang diperbarui. Doktrin yang diterbitkan minggu lalu ini, memperluas daftar skenario yang akan dipertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir.
Pada hari Senin, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan Rusia akan mempertimbangkan untuk menyebarkan rudal jarak pendek dan menengah di Asia jika Amerika Serikat menyebarkan rudal tersebut ke benua itu.
Ketika ditanya tentang pernyataan itu, Zakharova menolak untuk membahas di mana Rusia mungkin menempatkan senjata tersebut. Akan tetapi mencatat bahwa setengah wilayahnya berada di Asia, sehingga setiap rudal Rusia yang berpotensi ditempatkan di sebelah timur Ural akan berada di wilayah itu.
Ia mengatakan Moskow telah mengirimkan sinyal yang jelas kepada Amerika Serikat dan "satelit-satelitnya" bahwa Rusia akan menanggapi dengan tegas dan simetris penempatan rudal jarak menengah dan pendek berbasis darat di berbagai belahan dunia.
Tonton: Tegang! 2 Pesawat Bom AS Dicegat 2 Jet Tempur Rusia di Laut Baltik
Ia mengatakan Barat seharusnya tidak meragukan potensi Rusia setelah negara itu meluncurkan rudal jarak menengah hipersonik baru, Oreshnik, ke sasaran di Ukraina minggu lalu.