Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Di tengah memanasnya hubungan dengan Amerika Serikat, Presiden China Xi Jinping menitahkan jajarannya agar segera menyelesaikan masalah di bidang teknologi utama dari bawah ke atas.
Melansir Reuters yang mengutip media pemerintah, hal tersebut dikarenakan China berurusan dengan kontrol ekspor AS pada teknologi canggih.
Selama sesi studi Politbiro yang beranggotakan 24 orang, Xi mengatakan bahwa China perlu memperkuat penelitian dasar dalam sains dan teknologi jika ingin mencapai kemandirian dan menjadi kekuatan teknologi global, lapor kantor berita Xinhua.
"Untuk mengatasi persaingan sains dan teknologi internasional, mencapai tingkat kemandirian dan peningkatan diri yang tinggi, kita sangat perlu memperkuat penelitian dasar dan memecahkan masalah teknologi utama dari sumbernya," jelas Xi seperti yang dikutip dari Xinhua.
Baca Juga: Xi Jinping Akan Berkunjung ke Moskow untuk Bertemu Putin
Seruan itu muncul ketika China menghadapi tantangan yang semakin besar dalam upayanya selama bertahun-tahun untuk menutup kesenjangan dengan Amerika Serikat dan sekutunya dalam teknologi semikonduktor canggih.
Pada bulan Januari, Jepang dan Belanda setuju untuk mematuhi pembatasan ekspor terhadap sektor chip China yang telah diumumkan oleh pemerintah AS pada Oktober 2022.
Sanksi awal AS membidik pembelian atas chip komputasi kecerdasan buatan (AI) canggih China, serta peralatan yang dapat digunakan pabrik chip untuk memproduksi chip komputasi terdepan.
Baca Juga: Tembak Jatuh Balon China, Joe Biden Tak Akan Minta Maaf ke Xi Jinping
Xi juga mengatakan diperlukan untuk menumbuhkan bakat teknologi China yang terkemuka. Dia menggemakan kembali pidatonya pada tahun 2021 di mana dia mengatakan pada tahun 2035 China harus menempati peringkat di antara negara-negara terkemuka di dunia sehubungan dengan strategi dan kekuatan teknologi, serta pasukan bakat berkualitas tinggi.