Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (6 Juni 2025) menyatakan bahwa ia tidak berencana berbicara dengan CEO Tesla, Elon Musk, menandakan semakin dalamnya keretakan hubungan antara dua tokoh yang sebelumnya dikenal dekat.
Perselisihan ini muncul di tengah kontroversi seputar Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak dan pengeluaran besar-besaran yang menjadi bagian inti agenda domestik Trump.
Trump: “Saya Tak Sedang Memikirkan Elon”
Dalam pernyataan kepada wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One, Trump mengindikasikan bahwa ia tidak memprioritaskan komunikasi dengan Musk. "Saya harap dia sukses dengan Tesla," ucap Trump singkat.
Baca Juga: Berseteru dengan Trump, Kekayaan Elon Musk Menguap Rp 434 Triliun dalam Sehari
Namun, Presiden juga mengisyaratkan adanya rencana untuk meninjau kembali berbagai kontrak besar yang dimiliki Musk dengan pemerintah federal. "Kita akan lihat semuanya," katanya. "Itu jumlah uang yang sangat besar."
Seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya mengatakan bahwa Trump mungkin akan menyingkirkan mobil Tesla Model S merah yang ia beli pada bulan Maret lalu, yang sebelumnya sempat dipamerkan di halaman Gedung Putih.
Elon Musk Kritik “Big Beautiful Bill” Trump
Musk, melalui platform media sosial X, terus menyuarakan penolakannya terhadap RUU pajak dan pengeluaran yang dijuluki “big beautiful bill” oleh Trump. Ia menyebut RUU tersebut sebagai “abominasi menjijikkan” yang akan menambah utang nasional AS yang kini telah mencapai $36,2 triliun.
Musk juga menggaungkan seruan untuk membentuk partai politik baru yang mewakili “80% rakyat di tengah,” serta menyatakan bahwa politisi yang “mengkhianati rakyat Amerika” harus disingkirkan dalam pemilu berikutnya.
Retaknya Hubungan Setelah Aliansi Dekat
Hubungan antara Musk dan Trump sebelumnya sangat erat. Musk diketahui menjadi penyumbang dana besar dalam kampanye Trump tahun 2024, dan sempat diangkat untuk memimpin inisiatif efisiensi pemerintah federal. Namun, setelah gagal memangkas pengeluaran federal sebesar $2 triliun sebagaimana dijanjikan, Musk hanya berhasil menghemat sekitar 0,5%.
Baca Juga: Gedung Putih Sebut Trump Enggan Berbicara dengan Musk
Keretakan mulai terlihat saat Trump mencabut nominasi Jared Isaacman — sekutu Musk — untuk memimpin NASA. Menurut sumber internal, Kepala Personalia Gedung Putih Sergio Gor disebut memainkan peran penting dalam membatalkan nominasi tersebut setelah menyoroti riwayat sumbangan politik Isaacman kepada Partai Demokrat.
Dampak Politik dan Ekonomi
Perseteruan ini berdampak langsung pada pasar. Saham Tesla (TSLA.O) sempat anjlok hingga 14% pada Kamis, kehilangan sekitar $150 miliar nilai pasar — kerugian terbesar dalam satu hari dalam sejarah perusahaan tersebut — sebelum pulih sebagian keesokan harinya.
Investor dan sekutu Musk sebagian besar memilih bungkam. Namun, salah satu dari sedikit yang bersuara, James Fishback, meminta Musk untuk meminta maaf kepada Trump. “Presiden Trump telah menunjukkan kesabaran dan ketenangan saat perilaku Elon sangat mengecewakan,” katanya.
Perselisihan ini juga dapat merugikan Partai Republik menjelang pemilu paruh waktu tahun depan. Jika Musk menghentikan dukungan keuangan atau menjauhkan komunitas bisnis Silicon Valley dari Trump, maka posisi politik Partai Republik bisa terguncang.