kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Human Rights Watch Desak Jepang Setop Pertukaran Militer dengan Myanmar


Senin, 20 Desember 2021 / 14:32 WIB
Human Rights Watch Desak Jepang Setop Pertukaran Militer dengan Myanmar
ILUSTRASI. Anggota militer berpartisipasi dalam sebuah parade pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). REUTERS/Stringer.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Human Rights Watch (HRW) pada Senin (20/12) melayangkan tuntutan kepada Jepang untuk menghentikan program pertukaran taruna militer dengan Myanmar. Saat ini, banyak taruna dari Myanmar yang menerima pelatihan tempur di negeri sakura.

Reuters melaporkan, kedua negara memiliki program pertukaran akademik, di mana delapan taruna dari militer Myanmar belajar di Akademi Pertahanan Nasional Jepang.

"Sangat mengejutkan bahwa Jepang memberikan pelatihan militer kepada taruna Myanmar pada saat yang sama ketika angkatan bersenjatanya melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Myanmar," kata HRW dalam pernyataan resminya.

Program pertukaran taruna dari luar negeri pada dasarnya memberikan model pelatihan yang sama dengan taruna asli Jepang. Materinya mencakup berbagai pelatihan militer dari senjata tempur hingga komando dan operasi dasar.

Sejak kudeta militer terjadi di Myanmar pada Februari lalu, Jepang telah secara tegas memotong bantuannya kepada Myanmar. Jepang juga mendesak militer Myanmar untuk menghentikan kekerasan. Namun, HRW mendesak Jepang mengambil tindakan yang lebih kuat, seperti sanksi ekonomi.

Baca Juga: Jepang dan AS Kompak Menentang Upaya Pembatasan Senjata Robot Pembunuh

Kedekatan Jepang dengan Myanmar salah satunya bertujuan untuk mencegah kehadiran China. Atas dasar demokrasi, Jepang berusaha tetap menyeimbangkan kekuatan.

Pada Maret lalu, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan kepada Reuters, setiap langkah untuk memutuskan kemitraan dengan militer Myanmar bisa menyebabkan China memenangkan lebih banyak pengaruh.

Berbeda dengan Jepang, Australia telah menangguhkan program kerja sama pertahanannya dengan Myanmar di bidang non-tempur, termasuk pelatihan bahasa Inggris. Selandia Baru juga telah menghentikan semua kontak militer tingkat tinggi dengan Myanmar.

Kudeta militer yang terjadi awal tahun ini telah mendorong Myanmar jatuh ke dalam kekacauan. Gelombang unjuk rasa menolak pemerintahan militer terus bermunculan hingga hari ini.

Kelompok hak asasi Myanmar bahkan melaporkan ada lebih dari 1.300 pengunjuk rasa yang kehilangan nyawa dalam serangkaian bentrokan dengan aparat keamanan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×