Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Konsumen di ibu kota Korea Utara minggu ini telah dilanda "kepanikan membeli" makanan pokok. Menurut menurut situs layanan berita yang mengkhususkan diri meliput Korut, aksi ini menyebabkan beberapa rak toko kosong.
Melansir Bloomberg, pembelian secara panik tersebut mungkin disebabkan oleh kebijakan virus corona yang lebih ketat dalam perjalanan ke Pyongyang. NK News menulis, panic buying tidak terkait dengan laporan minggu ini bahwa pemimpin Kim Jong Un mungkin sakit parah. NK News melaporkan kabar ini dengan mengutip orang-orang yang tinggal di Pyongyang dan dapat berkomunikasi di luar negara.
Baca Juga: Media Korea Utara bungkam terhadap spekulasi kesehatan Kim Jong Un
Menurut NK News, kekurangan pada awalnya terbatas pada buah dan sayuran yang diimpor dan kemudian mulai beralih ke barang lainnya.
Radio Free Asia juga melaporkan pada pekan lalu bahwa harga makanan pokok di Korea Utara naik tajam karena pembelian secara panik.
Korea Utara menutup perbatasannya pada Januari ketika kasus virus corona di negara tetangga China mulai meroket. Rezim Kim mengatakan tidak ada infeksi yang dikonfirmasi akibat virus tersebut. Akan tetapi, Jenderal Robert Abrams, komandan Pasukan AS Korea, mengatakan kepada wartawan dalam konferensi telekonferensi pada Maret, Amerika cukup yakin mereka memiliki kasus corona karena kurangnya aktivitas militer.
Baca Juga: Doa Trump: Saya harap Kim Jong Un lekas sembuh
Kekurangan pangan umum terjadi di Korea Utara, yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Pada 1990-an, kelaparan menewaskan sebanyak 10% dari populasi, menurut beberapa perkiraan.
Virus corona bisa memperburuk keadaan. Program Pangan Dunia PBB memperingatkan minggu ini bahwa kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi dapat menyebabkan kelaparan di negara berkembang. WFP, yang beroperasi di Korea Utara, mengatakan sekitar 40% dari populasi kekurangan gizi akibat kerawanan pangan.