Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pihak berwenang Rusia mengatakan, setidaknya 139 orang telah mencari bantuan medis karena mengalami gejala botulisme selama beberapa hari terakhir. Dijelaskan, wabah ini kemungkinan berkaitan erat dengan salad siap saji.
Melansir AP, di Moskow, 121 orang mencari bantuan medis karena dugaan botulisme, kata Wakil Wali Kota Anastasia Rakova seperti dikutip kantor berita Rusia Tass pada Senin. Dia menambahkan, 55 orang yang terkena dampak berada dalam kondisi serius, 30 di antaranya dalam perawatan intensif.
Menurut kementerian kesehatan setempat, dua belas orang mencari bantuan medis karena dugaan botulisme di Nizhny Novgorod, sebuah kota sekitar 400 kilometer (250 mil) timur Moskow. Sembilan di antaranya berada dalam kondisi serius.
Enam orang dirawat di rumah sakit karena gejala botulisme di Kazan, sebuah kota sekitar 700 kilometer (440 mil) timur Moskow.
Pejabat kesehatan tampaknya mengaitkan setidaknya beberapa kasus di Moskow dengan dua merek salad siap saji.
Pengawas kesehatan masyarakat Rusia, Rospotrebnadzor, menghentikan penjualan salad tersebut sambil menunggu penyelidikan pada hari Sabtu, setelah kasus keracunan pertama dilaporkan.
Baca Juga: Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Vietnam Memicu Kecaman dari AS
Layanan pesan-antar makanan populer, Kukhnya Na Rayone, yang beroperasi di Moskow, Kazan, dan beberapa kota lainnya, memiliki salah satu salad di menunya.
Mereka menghentikan operasinya selama akhir pekan, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan online bahwa mereka tidak lagi menawarkan salad, yang mengandung kacang kalengan, dan akan memeriksa makanan lain yang ditawarkan juga.
Pengertian Botulisme
Mengutip US News, botulisme adalah kondisi yang sangat langka, biasanya disebabkan oleh makanan yang tidak diproses dengan benar dan terkait dengan makanan kaleng dan diawetkan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), botulisme bawaan makanan adalah "penyakit serius yang berpotensi fatal".
Berdasarkan informasi dari WHO, gejala awal botulisme termasuk kelelahan, vertigo, penglihatan kabur, mulut kering, dan kesulitan menelan dan berbicara.
“Insiden botulisme rendah, namun angka kematiannya tinggi jika diagnosis yang cepat dan pengobatan yang tepat tidak diberikan,” kata WHO.
Baca Juga: Soal Kapal Perang di Kuba, Rusia Sebut Barat Tidak Peka Atas Sinyal Diplomatik Moskow
Tahun lalu, seorang wanita meninggal dan delapan orang lainnya – termasuk lulusan Universitas Colorado – berada dalam perawatan intensif setelah wabah botulisme terkait dengan sebuah bar anggur di Prancis.
Terdapat 82 kasus botulisme yang terkonfirmasi di seluruh Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) pada tahun 2021, tahun terakhir data yang tersedia, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.