Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Seorang ilmuwan terkemuka di laboratorium Wuhan yang diklaim sebagai sumber wabah virus corona menuntut permintaan maaf dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Shi Zhengli, yang memimpin Pusat Penyakit Menular di Institut Virologi Wuhan, juga mengecam pemerintah AS karena menghentikan pendanaan untuk penelitian bersama dengan para ilmuwan AS.
Baca Juga: Respons Rusia atas tudingan AS dan Inggris terkait senjata propaganda ruang angkasa
Dia mengatakan kepada majalah Science bahwa penyelidikan telah mengesampingkan kemungkinan bahwa virus itu telah lolos dari laboratorium, sebuah teori yang dipromosikan oleh beberapa pejabat AS, termasuk Trump.
Dia membantah bahwa dia atau anggota timnya telah melakukan kontak dengan virus Sars-CoV-2 sebelum terdeteksi di kota tersebut pada akhir tahun lalu. "Klaim Presiden AS Trump bahwa Sars-CoV-2 bocor dari isntitut kami benar-benar bertentangan dengan fakta," katanya seperti dikutip South China Morning Post.
“Hal ini membahayakan dan memengaruhi pekerjaan akademik dan kehidupan pribadi kami. Dia berutang permintaan maaf kepada kami," tegasnya.
Shi, yang dijuluki "wanita kelelawar" karena penelitiannya tentang virus corona pada mamalia, juga mengecam keputusan National Institutes of Health pada bulan April untuk menghentikan pendanaan penelitian bersama dengan EcoHealth Alliance yang bermarkas di New York.
Baca Juga: Inggris akan perkokoh kekuatan demi hadapi ancaman luar angkasa dari China dan Rusia
Shi dan kepala aliansi itu, Peter Daszak, telah mempelajari bagaimana coronavirus berpindah dari kelelawar ke manusia dan sejauh ini telah membuat beberapa penemuan penting.