kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Ilmuwan Menggunakan AI Demi Menemukan Lebih Dari 300 Ribu Meteorit di Antartika


Jumat, 28 Januari 2022 / 11:55 WIB
Ilmuwan Menggunakan AI Demi Menemukan Lebih Dari 300 Ribu Meteorit di Antartika
ILUSTRASI. Ilmuwan Menggunakan AI Demi Menemukan Lebih Dari 300 Ribu Meteorit di Antartika


Penulis: Arif Budianto

KONTAN.CO.ID - Ilmuwan menggunakan bantuan AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan demi menemukan 300.000 meteorit yang mungkin masih tersembunyi di Antartika. Meski tidak sepenuhnya akurat, menggunakan bantuan AI ini dapat mempercepat pencarian meteorit yang mungkin sudah lama tersembunyi di wilayah yang dingin ini.

Perkembangan teknologi berhasil membantu berbagai bidang. Termasuk membantu para peneliti yang ingin mengungkapkan misteri tentang meteorit yang mungkin masih tersembunyi di Antartika.

Dikutip dari Sciencetimes, penelitian baru-baru ini mengusulkan bahwa mungkin ada ratusan ribu meteorit yang belum ditemukan di bidang es Antartika. 

Laporan Space.com juga menetapkan bahwa tempat yang paling mungkin untuk meteorit tersebut digali. 

Sebelum lebih lanjut, apa si meteorit itu?

Meteorit adalah batu meteor yang berhasil mencapai permukaan Bumi. Nah, meteorit ini sebenarnya merupakan bagian dari meteor yang berhasil mencapai permukaan Bumi.

Nah, hampir dua pertiga dari semua meteorit yang ditemukan di Bumi ini kabarnya berasal dari Antartika. Sifat dingin dan kering benua yang beku membantu melestarikan batuan luar angkasa ini, dan warna gelap batu semacam itu membuatnya menonjol di benua yang sebagian besar diselimuti es dan salju ini.

Baca Juga: Bulan Memasuki Fase Perbani Akhir, Apa itu? Yuk Simak Penjelasannya

ILUSTRASI: Antartika

Ketika meteorit jatuh di Antartika, umumnya mendarat di daerah yang tertutup salju. Cakupannya sekitar 98 persen benua.

Sebagian besar meteorit di Antartika terperangkap es di lautan. Meskipun demikian, beberapa dari mereka menjadi terkonsentrasi di permukaan lapisan es, di area yang disebut "Blue Eyes" atau mata biru. 

Sebutan ini mencuat karena angin dan faktor lainnya nampak seperti mata yang memiliki rona biru. 

Menurut penulis utama dalam studi terbaru ini, ahli glasiologi Veronica Tollenaar dari Free University of Brussels di Belgia, mereka menemukan beberapa situs yang belum ditemukan dengan potensi besar untuk mendeteksi meteorit.

Untuk mendeteksi meteorit tersebut, para peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan yang menganilisis data satelit dari seluruh permukaan Antartika.

Dalam studi baru yang diterbitkan Science Advances, penggunaan kecerdasan buatan atau AI ini untuk mengidentifikasi zona yang paling mungkin menampung meteorit yang belum ditemukan sebelumnya. Identifikasi tersebut berdasarkan kemiripan dengan area di mana peneliti telah menemukan meteorit sebelumnya.

Menurut laporan Kantor Berita Pers, program AI tersebut diketahui secara tepat mengidentifikasi hampir 83 persen zona di Antartika yang kaya meteorit. Secara keseluruhan, program AI tersebut mampu mengidentifikasi lebih dari 600 zona yang kemungkinan kaya meteorit. 

Baca Juga: Sentry-II Milik NASA Dapat Memantau Lebih Dari 3000 Asteroid Berbahaya di Dekat Bumi

Temuan baru mengusulkan bahwa lebih dari 45 ribu meteorit ditemukan saat ini dari Antartika, terdiri hanya 5 sampai 13% dari semua meteorit di benua tersebut.

Sementara itu, sang penulis utama menambahkan bahwa perhitungan mereka menunjukkan bahwa lebih dari 300 ribu meteorit masih ada di permukaan lapisan es, sehingga potensinya masih besar.

Meskipun program AI ini membantu para peneliti, sayangnya tidak 100 persen tepat. Para peneliti terkadang harus pergi ke area yang menurut program tersebut ditemukan, tetapi di lapangan tidak menemukan apa-apa.

Kendati demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kecerdasan buatan untuk membuatnya lebih baik di masa depan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×