Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah dampak wabah virus corona (Covid-19) yang semakin meluas di berbagai negara, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi -3%.
Proyeksi ini turun 630 basis point (bps) dari World Economic Outlook (WEO) sebelumnya pada Januari 2020 yang diperkirakan bisa tumbuh sebesar 3,3%.
"Revisi besar dalam periode waktu yang sangat singkat. Ini menjadikan wabah corona sebagai resesi terburuk sejak depresi besar (great depression) dan krisis keuangan global," ujar Kepala Ekonom dan Direktur Departemen Riset IMF Gita Gopinath di dalam agenda WEO April secara daring, Selasa (14/4).
Baca Juga: Jokowi sebut pertumbuhan ekonomi 2020 merosot tajam
Kemudian, IMF memprediksi ekonomi global pada tahun 2021 bisa kembali tumbuh menjadi 5,8%. Tentu proyeksi ini didasarkan pada beberapa asumsi.
Seperti asumsi apabila pandemi Covid-19 bisa mereda pada semester kedua tahun 2020, berbagai kebijakan yang diambil pemerintah efektif dalam mencegah kebangkrutan bagi perusahaan, angka kehilangan pekerjaan bisa diminimalkan, serta ketegangan sistem finansial bisa dikendalikan.
Namun, pemulihan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 hanya bisa dirasakan secara parsial. Pasalnya, kata Gita, tingkat kegiatan ekonomi diproyeksikan akan tetap berada di bawah batas yang diprediksi oleh IMF untuk tahun 2021. Proyeksi tersebut dibuat sebelum virus corona menyerang.
"Kerugian kumulatif terhadap produk domestik bruto (PDB) global selama tahun 2020 dan 2021 akibat krisis pandemi ini diperkirakan bisa mencapai US$ 9 triliun. Lebih besar dari gabungan ekonomi Jepang dan Jerman," kata Gita.
Baca Juga: UPDATE CORONA GLOBAL: Rusia butuh bantuan militer, IMF bebaskan utang negara miskin
Untuk pertama kalinya sejak Great Depression, baik negara maju maupun negara berkembang sama-sama mengalami resesi. Pada tahun ini, ekonomi di berbagai negara maju diprediksi akan turun 6,1%.
Sementara itu, ekonomi dari negara-negara emerging market dan berkembang diperkirakan akan lebih baik daripada negara maju, yaitu turun 1% dan turun 2,2% jika China dikecualikan.
Selanjutnya, pendapatan per kapita juga diproyeksikan akan menyusut untuk lebih dari 170 negara. Baik untuk negara maju maupun negara berkembang, diperkirakan sebagian baru akan pulih pada tahun 2021 mendatang.