kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.307   111,54   1,55%
  • KOMPAS100 1.124   19,40   1,76%
  • LQ45 895   18,24   2,08%
  • ISSI 223   1,99   0,90%
  • IDX30 458   9,44   2,10%
  • IDXHIDIV20 552   11,88   2,20%
  • IDX80 129   1,99   1,57%
  • IDXV30 137   2,21   1,64%
  • IDXQ30 152   3,39   2,27%

IMF Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Timur Tengah dan Afrika Utara 4% di 2025


Kamis, 31 Oktober 2024 / 13:43 WIB
IMF Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Timur Tengah dan Afrika Utara 4% di 2025
ILUSTRASI. International Monetary Fund logo is seen outside its headquarters during the IMF/World Bank spring meetings in Washington, U.S., April 20, 2018. REUTERS/Yuri Gripas/File Photo


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Pertumbuhan kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) diperkirakan meningkat menjadi 4% pada tahun depan. Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF) mengatakan, penghentian bertahap, pemotongan produksi minyak dan meredanya hambatan termasuk dari konflik akan menjadi penentu pergerakan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

Pada tahun 2024, pertumbuhan di kawasan tersebut akan tetap lamban pada 2,1% pada tahun 2024 menurut Prospek Ekonomi Regional terbaru IMF. Proyeksi tersebut lebih rendah dari sebelumnya karena faktor geopolitik dan ekonomi makro yang membebani.

IMF memperingatkan, ada risiko pada seluruh kawasan, termasuk Kaukasus dan Asia Tengah yang condong ke sisi negatif. IMF menyerukan percepatan reformasi struktural, termasuk dalam tata kelola dan pasar tenaga kerja, untuk mengangkat prospek pertumbuhan jangka menengah.

Baca Juga: World Bank Perkirakan Harga Komoditas akan Anjlok hingga Tahun 2026

"Untuk tahun 2024, estimasi pertumbuhan  Middle East dan North Africa telah direvisi turun sebesar 0,6% dari laporan April, karena konflik Israel-Hamas yang terus berlanjut dan perpanjangan pemotongan produksi minyak sukarela OPEC+," kata Jihad Azour, direktur IMF untuk departemen Timur Tengah dan Asia Tengah, dalam sebuah wawancara dikutip Reuters.

Azour menambahkan, kabar baiknya adalah inflasi secara bertahap berhasil dikendalikan di seluruh kawasan, dan diharapkan mencapai rata-rata tingkat target 3% pada tahun 2024, kecuali Mesir, Iran, dan Sudan.

"Namun, prospeknya sangat bervariasi di seluruh kawasan, dengan negara-negara pengekspor minyak diharapkan dapat mengatasi risiko potensial dengan lebih baik, didukung oleh pertumbuhan sektor non-minyak yang kuat," kata Azour.

Di tengah harga minyak yang lebih rendah dan produksi minyak yang lebih rendah tahun ini, pertumbuhan non-minyak di kawasan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), sebagian besar telah mengungguli pertumbuhan keseluruhan. Ini karena program investasi yang dipimpin pemerintah membantu mendorong permintaan domestik. Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman merupakan bagian dari GCC.

Negara-negara pengimpor minyak di Timur Tengah dan Afrika Utara tetap lebih rentan terhadap konflik yang sedang berlangsung dan kebutuhan pembiayaan yang tinggi.

"Meskipun masalah-masalah ini berangsur-angsur mereda, ketidakpastian tetap tinggi dan kesenjangan struktural kemungkinan akan menghambat pertumbuhan produktivitas di banyak negara dalam jangka waktu yang diperkirakan," kata laporan IMF.

IMF telah menyetujui pendanaan baru senilai US$ 13,4 miliar untuk negara-negara Timur Tengah dan Asia Tengah sejak Januari 2024, termasuk untuk program-program di Mesir, Yordania, dan Pakistan.

Baca Juga: Dinamika Pasar Global Membikin Rupiah Kembang Kempis



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×