Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Di tengah gempuran anjloknya bursa saham dunia, bursa China ternyata tak mampu bertahan. Hari ini, harga indeks saham acuan di Negeri Tirai Bambu itu ikut terseret sehingga merosot dan menyentuh harga terendah dalam 22 bulan terakhir. Penurunan tersebut dipimpin oleh kemerosotan saham-saham produsen komoditas dan maskapai penerbangan yang tergelincir karena resesi ekonomi dikhawatirkan akan memangkas tingkat ekspor China.
Pada pukul 11.30 waktu Shanghai, indeks acuan CSI 300 merosot 74,97 atau 3,9% menjadi 1.839,39. Angka tersebut merupakan harga penutupan terendah sejak Desember 2006. Penurunan tersebut juga mengikuti kemerosotan bursa AS di mana indeks Standard & Poors 500 pada perdagangan kemarin turun sebesar 9,1%. Penurunan tersebut paling tajam sejak 1987 lalu.
Beberapa perusahaan yang mengalami penurunan terbesar antara lain Jiangxi Copper Co yang merupakan produsen tembaga kedua terbesar China. Jiangxi anjlok 8,5% seiring turunnya harga tembaga dan seng di bursa China. Sementara, Air China Ltd yang merupakan maskapai penerbangan terbesar China, turun 6,2%. Selain itu, Citic Securities Co juga turun 7,1%.
“Saat ini kita sedang menghadapi ketidakpastian perekonomian domestik dan global. Sangat jelas terlihat, bahwa faktor-faktor negatif sangat mempengaruhi penurunan indeks,” jelas Fan Dizhao, manajer investasi Guotai Asset Management Co.