Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bursa saham Jepang, merosot karena investor menjual saham setelah kenaikan tajam indeks, dan ketidakpastian seputar pembicaraan perdagangan AS-Jepang membebani sentimen.
Selasa (1/7), pukul 09.30 WIB, indeks Nikkei turun 1,1% ke 40.048,14. Indeks ini akan menghentikan kenaikan lima sesi berturut-turut, yang mendorongnya ke level tertinggi sejak pertengahan Juli pada sesi sebelumnya.
Indeks Topix yang lebih luas merosot 0,87% menjadi 2.828,15 di saat yang sama.
"Pasar terlalu panas, tetapi ada beberapa faktor yang mendorong permintaan bulan lalu," kata Hiroyuki Ueno, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Trust Asset Management.
Bursa saham Jepang bercermin pada reli di bursa saham AS dalam beberapa sesi terakhir, tetapi permintaan juga didukung oleh pembayaran dividen yang diterima investor setelah rapat pemegang saham perusahaan pada bulan Juni, serta pembelian kembali saham perusahaan, kata Ueno.
Baca Juga: Bursa Asia Cenderung Menguat di Pagi Ini (1/7), Hanya Indeks Nikkei 225 yang Koreksi
Indeks Nikkei naik 6,6% di bulan Juni 2025, menandai kenaikan bulanan terbesar sejak Februari 2024. Dalam lima sesi terakhir bulan Juni, indeks naik 5,5%.
Indeks Kekuatan Relatif (RSI), ukuran teknis untuk momentum investasi, turun menjadi 67,6 pada hari Selasa dari kondisi "overbought" sebesar 74,5.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan frustrasi dengan negosiasi perdagangan AS-Jepang pada hari Senin, yang menimbulkan keraguan atas pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung antara kedua negara.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga memperingatkan bahwa negara-negara dapat diberi tahu tentang tarif yang jauh lebih tinggi saat tenggat waktu 9 Juli semakin dekat meskipun negosiasi dilakukan dengan itikad baik.
"Investor mempertimbangkan faktor perdagangan, tetapi jika prospek pembicaraan menjadi jelas, maka pasar mengukur saham dengan fundamental dan Nikkei berpotensi naik lebih jauh," kata Ueno.
Saham pemilik merek Uniqlo, Fast Retailing turun 3,3% sehingga menyeret Nikkei paling dalam. Saham pembuat peralatan chip Tokyo Electron turun 1,52%.
Melawan tren, saham pembuat kabel Fujikura melonjak 2,2% menjadi peraih persentase kenaikan terbesar di Nikkei.