Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India berharap perundingan dagang dengan AS akan terus berlanjut meskipun AS menaikkan tarif ekspornya menjadi 50% karena pembelian minyak Rusia oleh India yang disanksi oleh AS, menurut dua anggota parlemen, mengutip pengarahan kepada panel parlemen urusan luar negeri.
Pekan lalu, Presiden Donald Trump mengenakan tarif tambahan sebesar 25% untuk barang-barang India karena pembelian minyak Rusia yang terus berlanjut oleh Delhi, sehingga total bea masuk atas ekspor India ke AS menjadi 50% - salah satu yang tertinggi di antara semua mitra dagang Amerika.
"Hubungan kami dengan AS bersifat multidimensi, dan tidak boleh dilihat hanya melalui kacamata perdagangan," kata salah satu anggota parlemen, mengutip pengarahan menteri luar negeri kepada panel tersebut, seperti diberitakan Reuters, Senin (11/8/2025).
Baca Juga: Tarif Trump Bikin Panas! India Hentikan Sementara Pembelian Senjata AS
Shashi Tharoor, seorang pemimpin partai oposisi Kongres, yang memimpin panel tersebut, mengatakan perundingan perdagangan akan dilanjutkan.
"Sampai saat ini, tidak ada perubahan dalam rencana yang ada untuk putaran keenam," katanya, merujuk pada kunjungan delegasi perdagangan AS yang dijadwalkan ke New Delhi mulai 25 Agustus.
Sebelumnya, menteri keuangan junior, Pankaj Chaudhary, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa sekitar 55% ekspor barang dagangan India ke Amerika Serikat akan dicakup oleh tarif baru tersebut.
Perkiraannya memperhitungkan pungutan awal sebesar 25%, ujarnya dalam tanggapan tertulis atas pertanyaan seorang anggota parlemen.
"Departemen Perdagangan sedang berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan" untuk menilai situasi ini, tambah Chaudhary.
Baca Juga: Tarif AS Melonjak, Modi Bahas Ukraina dan Minyak Rusia dengan Putin
Perdagangan barang antara Amerika Serikat dan India bernilai sekitar US$ 87 miliar pada tahun fiskal lalu, menurut perkiraan pemerintah India.
Panel tersebut secara terpisah menyuarakan kekhawatiran atas pernyataan Panglima Angkatan Darat Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir, yang dilaporkan terkait ancaman nuklir di Asia Selatan saat berkunjung ke AS.
"Pemerasan nuklir tidak akan berhasil dengan India, dan tidak ada pihak, atau perwakilan, yang tidak setuju dengan pandangan ini," kata Tharoor, seraya menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri telah mengecam komentar tersebut.