kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,28   -1,45%
  • KOMPAS100 1.139   -20,31   -1,75%
  • LQ45 902   -17,89   -1,94%
  • ISSI 224   -1,99   -0,88%
  • IDX30 464   -10,38   -2,19%
  • IDXHIDIV20 561   -11,39   -1,99%
  • IDX80 130   -2,32   -1,75%
  • IDXV30 139   -1,79   -1,27%
  • IDXQ30 155   -2,80   -1,77%

India membuka pintu bagi jaringan supermarket raksasa


Jumat, 25 November 2011 / 10:39 WIB
India membuka pintu bagi jaringan supermarket raksasa
ILUSTRASI. Warga menunggu dalam barisan untuk pemberian makan gratis Thanksgiving di tempat penampungan tunawisma Los Angeles Mission. REUTERS/Lucy Nicholson


Reporter: Edy Can, BBC | Editor: Edy Can


MUMBAI. Pemerintah India akhirnya membuka pintu bagi investasi jaringan ritel raksasa global. Menteri Pangan India KV Thomas mengungkapkan, pemerintah telah menyetujui perusahaan asing membuka jaringan ritel di India.

Cuma, pemerintah India memberikan syarat. Perusahaan ritel yang memasarkan aneka ragam produk hanya boleh mengempit 51% kepemilikan saham. Sementara, untuk jaringan ritel untuk produk tunggal seperti Apple dan Reebok, tingkat kepemilikan saham naik dari sebelumnya 51% menjadi 100%.

Selama dua tahun terakhir, India melarang jaringan ritel seperti Wal-Mart dan Tesco berinvestasi berjualan langsung ke konsumen. Perusahaan ritel raksasa itu hanya menjadi pengusaha grosiran.

Para pendukung keputusan pemerintah India ini percaya kebijakan ini akan meningkatkan kompetisi dan kualitas produk. Keputusan pemerintahan Perdana Menteri Manmohan Singh ini juga dianggap bisa menahan laju inflasi akibat kompetisi harga produk yang lebih murah. "Konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan," kata Gibson Vedamani, anggota Asosiasi Ritel India. "Dunia akan menjadi tanpa batas dengan adanya ketersediaan produk."

Sementara, para penentang kebijakan ini mengatakan, liberalisasi pasar ritel ini akan mematikan pedagang kecil India. Mereka menilai, keputusan pemerintah India jug akan mendorong penurunan harga jual petani. "Kebijakan ini akan mematikan jaringan ritel domestik," kata politisi oposisi Murli Manohar Joshi.

Yang jelas, keputusan pemerintah India meliberalisasi pasar ritel ini memberikan angin segar bagi perusahaan ritel asing. "Investasi langsung dalam bisnis ritel merupakan kabar baik bagi konsumen dan bisnis India. Kami sudah tidak sabar untuk mengetahui aturan detilnya," kata Tesco.

India dengan jumlah penduduk sebesar 1,2 miliar merupakan pasar yang besar bagi jaringan ritel. Negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia ini tentunya pasar yang empuk bagi jaringan ritel global.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×