Sumber: ABC News,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - CANBERRA. Sebuah koalisi yang terdiri dari 62 negara termasuk Indonesia mendorong penyelidikan independen terhadap wabah virus corona baru, menjelang pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) pada Senin (18/5) di Jenewa, Swiss.
Melansir ABC, Australia adalah negara pertama yang meminta penyelidikan independen tentang bagaimana wabah virus corona bisa menyebar. Dan, WHA adalah badan pengambil keputusan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Itu mengundang kecaman keras dari Beijing, yang menuduh Australia melancarkan serangan politik terhadap China. Tetapi, dukungan internasional untuk ide tersebut terus berkembang.
Baca Juga: Berikut 20 negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia, Indonesia?
Australia sekarang telah mengayunkan senjata diplomatiknya di belakang Uni Eropa, yang juga telah mendesak penyelidikan tersebut sambil mengambil jalur yang lebih berdamai dengan China.
Negara-negara Eropa dan Australia telah menggalang dukungan untuk rancangan mosi Uni Eropa yang menyerukan "evaluasi tidak memihak, independen, dan komprehensif" dari "respons kesehatan internasional terkoordinasi WHO untuk Covid-19".
Pada Minggu (17/5) malam, ada 62 negara termasuk Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Turki, Rusia, Afrika Selatan, dan Inggris yang mendukung mosi ini. Tapi, mosi itu tidak secara khusus menyebutkan China atau Kota Wuhan sebagai tempat wabah virus corona bergulir.
Baca Juga: Singapura cuma catat 305 kasus baru corona, ini penyebabnya
"Ada dukungan positif untuk peninjauan independen terhadap pandemi untuk membantu dunia mempelajari pelajaran yang diperlukan untuk kesehatan global," kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne seperti dikutip ABC.
"Australia dan sejumlah besar negara sedang bersama-sama mensponsori resolusi yang dipimpin Uni Eropa, yang mencakup seruan untuk evaluasi yang tidak memihak, independen, dan komprehensif," ujar dia.
"Ini tentang berkolaborasi untuk melengkapi komunitas internasional guna mencegah atau melawan pandemi berikutnya dengan lebih baik dan menjaga masyarakat kita aman," sebut Payne.
Virginie Battu-Henriksson, juru bicara Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, mengatakan, pihaknya fokus untuk mencapai konsensus penyelidikan tersebut. "Tentu, kami perlu mendapat dukungan dari semua pemain utama, dan China adalah salah satunya," katanya kepada ABC.
Baca Juga: Kasus virus corona global: Lampaui 4,64 juta, angka kematian mencapai 310.1640
Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengharapkan, sekitar 120 negara lain anggota WHO mau ikut mendukung penyelidikan tersebut. Dukungan bisa mereka sampaikan saat sidang WHA yang berlangsung secara pada 18-19 Mei 2020.
WHA adalah pertemuan tahunan bagi 194 anggota WHO yang berlangsung setiap Mei, sekaligus untuk membuat keputusan tentang kesehatan global. Mengacu situs WHO, Covid-19 akan mengambil sebagian besar diskusi di majelis tersebut pada tahun ini.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Senin (18/5), terlalu dini untuk segera meluncurkan penyelidikan tentang asal-usul dan penyebaran virus corona yang telah menewaskan lebih dari 300.000 orang secara global.
Baca Juga: Teori konspirasi muncul pasca kematian dubes China di tengah ketegangan AS-Tiongkok
Mengutip Reuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan kepada wartawan dalam konferensi pers harian di Beijing, sebagian besar negara di dunia percaya bahwa pandemi virus corona belum berakhir.