Sumber: Channelnewsasia.com,Reuters,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis penerbangan Indonesia kini kembali menjadi sorotan dunia. Ini terjadi setelah pesawat Sriwijaya Air yang mengangkut 62 penumpang dan kru pesawat jatuh di Kepulauan Seribu selang beberapa menit setelah lepas landas. Ini menandai kecelakaan besar ketiga yang melibatkan maskapai penerbangan di Indonesia dalam enam tahun terakhir.
Melansir Reuters, sebelum kecelakaan itu terjadi, ada 697 korban jiwa di Indonesia selama satu dekade terakhir termasuk kecelakaan pesawat militer dan swasta. Menurut database Jaringan Keselamatan Penerbangan, angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar penerbangan paling mematikan di dunia - di depan Rusia, Iran dan Pakistan.
Dalam artikelnya berjudul Sriwijaya Air crash places Indonesia's aviation safety under fresh spotlight, Reuters memberitakan catatan keselamatan udara Indonesia telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya dengan menerima evaluasi yang baik dari badan penerbangan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2018.
"Kecelakaan hari Sabtu tidak ada hubungannya dengan MAX, tetapi Boeing sebaiknya memandu Indonesia - yang memiliki catatan keselamatan udara buruk - untuk memulihkan kepercayaan pada industri penerbangannya," kata Shukor Yusof, kepala konsultan penerbangan yang berbasis di Malaysia kepada Reuters.
Baca Juga: Kemenhub pastikan Sriwijaya Air SJ-182 dinyatakan laik udara sebelum terbang
Pihak berwenang menemukan perekam data penerbangan pesawat Sriwijaya dan perekam suara kokpit pada hari Minggu, tetapi para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan faktor-faktor yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat yang berusia hampir 27 tahun itu.
Beragam faktor
Sementara, Bloomberg lewat artikel berjudul Jet Crash Adds to Long List of Aviation Disasters in Indonesia, membahas soal catatan keamanan penerbangan yang buruk di Indonesia.
Melansir Bloomberg, pakar asing menilai, ada beberapa penyebab seringnya pesawat di Indonesia jatuh. Pertama adalah usia pesawat. Menurut data armada di Planespotters.net, usia rata-rata armada Boeing Sriwijaya adalah sekitar 17 tahun.
Baca Juga: KNKT sebut pesawat Sriwijaya Air kemungkinan pecah saat menghantam perairan