kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Induk Usaha Google Mencatat Rekor Penjualan US$ 75,3 Miliar


Rabu, 02 Februari 2022 / 09:56 WIB
Induk Usaha Google Mencatat Rekor Penjualan US$ 75,3 Miliar
ILUSTRASI. Untuk tahun 2021 penuh, penjualan Alphabet yang merupakan induk Google naik 41% menjadi rekor US$ 258 miliar.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Induk Google, Alphabet Inc mencatat rekor penjualan kuartalan yang melampaui ekspektasi. Capaian tersebut didorong oleh lonjakan bisnis periklanan internetnya pada konsumen yang menggunakan pencarian Google. Ditambah lagi, pengiklan yang juga menaikkan anggaran pemasarannya.

Mengutip Reuters, Rabu (2/2), penjualan Alphabet melonjak 32% menjadi US$ 75,3 miliar pada kuartal keempat. Ini adalah rekor penjualan kuartalan ketiga berturut-turut dan melampaui perkiraan rata-rata analis di sekitar US$ 72 miliar.

Hasil terbaru menunjukkan bahwa tren global menuju ekonomi yang lebih digital telah membuat perusahaan big tech tahan terhadap guncangan pasar. Sementara kekhawatiran tentang kenaikan inflasi, varian Covid-19 dan kekurangan rantai pasokan telah menghambat penjualan di beberapa bisnis, perusahaan yang mengendalikan gerbang utama ke e-commerce dan hiburan streaming belum mengalami penurunan sejak awal pandemi.

Baca Juga: Harga Bahan Baku dan Gaji Meningkat, Starbucks Akan Menaikkan Harga

“Konsumen terjun ke pencarian Google untuk mencari pakaian dan barang-barang hobi, sementara pengiklan ritel, keuangan, hiburan dan perjalanan menaikkan anggaran pemasaran,” ujar kepala bisnis Google, Philipp Schindler.

Analis mengatakan Google yang menghasilkan lebih banyak pendapatan dari iklan internet daripada perusahaan lain, membuktikan bahwa pertumbuhannya tak terbendung di masa mendatang.

“Pandemi telah dengan mudah mempercepat ketergantungan dunia pada periklanan digital. Duduk melalui jeda iklan TV tradisional atau membaca papan reklame tiba-tiba terasa sangat kuno di era streaming dan kecanduan ponsel,” kata Sophie Lund-Yates, analis ekuitas di Hargreaves Lansdown.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Lagi Tersulut Tensi Ukraina-Rusia

Harga saham Alphabet naik 8,6% dalam perdagangan setelah pasar menjadi US$ 2.990,10 per saham, menutup penurunan tahun ini. Saham pesaing dalam iklan online termasuk pemilik Facebook Meta Platforms Inc, Twitter Inc, Trade Desk Inc dan Snap Inc semuanya juga naik.

Untuk tahun 2021 penuh, penjualan Alphabet naik 41% menjadi rekor US$ 258 miliar. Tahun sebelumnya, penjualan hanya tumbuh 13% dan merupakan tingkat paling lambat dalam lebih dari satu dekade, setelah pengiklan memangkas pengeluaran dalam beberapa minggu pertama pandemi. Di tahun 2021 dan 2020, bisnis periklanan Google, termasuk YouTube, menyumbang 81% dari pendapatan Alphabet.

Perusahaan termasuk Amazon.com Inc dan ByteDance's TikTok telah mengambil sebagian kecil dari pangsa pasar periklanan global Google. Tetapi para peramal pasar tidak memperkirakan penurunan besar dalam posisi terdepan Google. Bisnis sekunder Google, termasuk Cloud, juga telah meningkatkan penjualan secara keseluruhan.

Google Cloud, yang melayani klien seperti pembuat perangkat lunak belanja online Shopify Inc, meningkatkan pendapatan kuartalan sebesar 45% menjadi US$ 5,5 miliar, di atas perkiraan US$ 5,4 miliar. Kerugian operasional divisi menyempit sebesar 45% menjadi US$ 3,1 miliar pada tahun 2021.

Baca Juga: Tiga Indeks Utama Wall Street Menguat pada Selasa (1/2)

Kepala Eksekutif Alphabet Sundar Pichai mengatakan kepada para analis bahwa Cloud sedang menjajaki bagaimana mendukung klien yang ingin menggunakan blockchain, salah satu dari beberapa teknologi baru yang dianggap penting oleh para pendukung untuk memulai era baru inovasi online.

Sementara itu, laba kuartalan Alphabet adalah US$ 20,6 miliar atau US$ 30,69 per saham, mengalahkan ekspektasi US$ 27,56 per saham dan menandai rekor laba kuartal keempat berturut-turut. Untuk tahun 2021 penuh, laba Alphabet meningkat 89% menjadi US$ 76 miliar.

Total beban biaya Alphabet pada tahun 2021 meningkat 27% menjadi US$ 178,9 miliar ketika perusahaan ini mulai melanjutkan langkah perekrutan dan konstruksi pra-pandemi. Perusahaan juga mencatat peningkatan biaya hukum, biaya dari bonus satu kali sebesar US$ 1.600 untuk semua karyawan dan peningkatan kontribusi amal yang sesuai dengan peningkatan pemberian oleh karyawan.

Berbagai tuntutan hukum yang menuduh Google melakukan tindakan anti persaingan di pasar periklanan dan toko aplikasi seluler terus menjadi salah satu tantangan terbesar Alphabet. Google telah mengatakan upayanya untuk menurunkan biaya toko aplikasi Play untuk meredakan kekhawatiran akan menurunkan pendapatan.

Baca Juga: Saham Citrix akan Diambil Alih Elliott & Vista Equity dengan Nilai US$ 16,5 Miliar



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×