kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.832   -37,03   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,89   -0,69%
  • LQ45 760   -4,16   -0,54%
  • ISSI 222   -0,69   -0,31%
  • IDX30 392   -3,26   -0,83%
  • IDXHIDIV20 456   -5,40   -1,17%
  • IDX80 111   -0,56   -0,51%
  • IDXV30 113   -1,23   -1,08%
  • IDXQ30 127   -0,89   -0,69%

Industri Mewah Kehilangan 50 Juta Pelanggan Tahun Lalu, Generasi Z Ubah Aturan Main


Rabu, 25 Juni 2025 / 05:05 WIB
Industri Mewah Kehilangan 50 Juta Pelanggan Tahun Lalu, Generasi Z Ubah Aturan Main
ILUSTRASI. Orang-orang berjalan di luar toko Dior di Galleria Vittorio Emanuele II di Milan, Italia, 10 Januari 2025.


Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli

“Apa yang terjadi sekarang adalah merek mencoba memperbaikinya, dan mencoba menghidupkan kembali hubungan ini dengan pelanggan ini tanpa kehilangan eksklusivitas mereka.”

Namun, mempertahankan eksklusivitas di era media sosial bukan perkara mudah. Generasi muda, khususnya Gen Z, tumbuh dalam budaya berbagi dan mengekspresikan identitas secara daring. 

Pesta tanpa kamera dan ruang eksklusif tanpa perekaman kini tinggal kenangan, tergantikan oleh unggahan instan di media sosial.

Baca Juga: Aice Jadi Pilihan Es Krim Kalangan Gen Z dan Mampu Kantongi Award

“Kemewahan selalu tentang pamer,” ujar D’Arpizio, pimpinan divisi mode global dan barang mewah Bain & Co. 

“Generasi sebelumnya memamerkan kekayaan dan prestasi hidup, sekarang lebih banyak menampilkan kepribadian, estetika pilihan, dan kualitas hidup.”

Menurutnya, Gen Z memiliki dua dorongan utama yang saling bertentangan namun sama-sama kuat: keinginan untuk mengekspresikan diri dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri. 

“Ini adalah pendorong besar konsumsi barang mewah. Merek-merek mewah menawarkan ruang untuk menyesuaikan diri, namun di dalamnya tetap memungkinkan gaya pribadi berkembang dan menjadi bentuk ekspresi diri,” jelasnya.

Baca Juga: Samsung S25 Punya AI Canggih yang Bisa Bantu Gen Z Bikin Konten Viral

D’Arpizio menambahkan, media sosial telah menjadi pendorong utama konsumsi barang mewah. Potensi berbagi dengan audiens luas tidak hanya menciptakan pasar baru, tetapi juga memaksa merek untuk memperluas jangkauan komunikasi mereka.

“Jadi ya, mereka ingin menjadi eksklusif, tetapi mereka tahu kekuatan media sosial,” pungkasnya.

Selanjutnya: Resmi! Prabowo Naikkan Gaji Hakim Hingga 280%, Cek Gaji & Tunjangan Hakim Tahun 2025

Menarik Dibaca: Kumpulan Gift Code Ojol The Game 25 Juni 2025 Update Terkini dari Codexplore




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×