kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Pertanian Ukraina Rugi hingga US$4,3 Miliar Akibat Perang


Rabu, 15 Juni 2022 / 14:06 WIB
Industri Pertanian Ukraina Rugi hingga US$4,3 Miliar Akibat Perang
ILUSTRASI. Bendera Ukraina ditutupi dengan biji-bijian.


Sumber: Bloomberg | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KIEV. Industri pertanian Ukraina ditaksir telah kehilangan hingga US$4,3 miliar sejak invasi Rusia dimulai akhir Februari lalu. Serangan Rusia juga secara langsung telah menghancurkan lahan pertanian, mesin, hingga hewan ternak.

Kyiv School of Economics melaporkan bahwa setengah dari kerusakan yang diderita berasal dari polusi yang disebabkan oleh ranjau dan tanaman yang tidak dipanen.

Para peneliti juga menaksir ada sekitar 5,7 juta unggas yang mati selama perang. Gandum senilai US$613 juta telah dicuri dari wilayah-wilayah pendudukan di Ukraina dan dikirim ke Rusia.

Baca Juga: Amnesty Internasional Temukan Bukti Kejahatan Perang Rusia di Kota Kharkiv, Ukraina

Lahan pertanian yang ada di garis depan pertempuran memiliki risiko tinggi terkena polusi yang disebabkan oleh ranjau. Kehadiran ranjau ini juga menimbulkan ancaman nyata bagi para petani Ukraina.

Sementara itu, hampir seperempat dari total kerusakan, atau sekitar US$926 juta, merupakan kerusakan yang terjadi pada mesin pertanian karena aktivitas dan pendudukan militer.

"Ekonomi Ukraina diproyeksikan berkontraksi sebesar 45% dan puluhan juta di seluruh dunia terancam kelaparan karena terganggunya ekspor biji-bijian dari Ukraina dan berlanjutnya kerusakan pada sektor pertanian pangannya," tulis laporan tersebut, seperti dikutip Bloomberg.

Baca Juga: Presiden Ukraina Kembali Meminta Bantuan Senjata, Kini Akui Butuh Senjata Anti-Rudal

Blokade pelabuhan yang dilakukan pasukan Rusia juga telah menghambat ekspor Ukraina yang merupakan sumber pendapatan utama. Kondisi ini juga memperburuk krisis pangan global yang dapat mendorong jutaan orang untuk bermigrasi.

Bloomberg mencatat bahwa harga pangan global mendekati rekor tertinggi, dengan jutaan ton biji-bijian dan minyak sayur tertahan di Ukraina.

Eksportir biji-bijian Ukraina pada akhirnya membuat rute ekspor baru melalui Laut Baltik untuk mengirim hasil panen mereka ke luar negeri. Namun, laju penjualan masih jauh dari kecepatan normal. Ukraina pun diprediksi akan kehabisan ruang untuk menyimpan hasil panen yang akan datang.




TERBARU

[X]
×