Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kasus harian virus baru Korea Selatan melonjak lagi. Minggu (23/8), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan terdapat 397 kasus dengan infeksi dilaporkan di semua kota besar dan provinsi di seluruh negeri.
Dari total kasus yang dilaporkan hari ini, 387 kasus merupakan infeksi lokal dengan 297 di antaranya ada di Seoul dan kawasan sekitarnya. Alhasil, total kasus virus corona di Korea Selatan meningkat menjadi 17.399.
Dengan ini, jumlah infeksi harian di Negeri Ginseng telah menjadi tiga digit sejak 14 Agustus, ketika 103 kasus tambahan dilaporkan. Alhasil, selama 10 hari terakhir, total 2.629 kasus telah diidentifikasi.
Baca Juga: Korea Selatan dan China mengadakan pembicaraan tingkat tinggi terkait Covid-19
Kebangkitan kasus virus corona baru, sebagian besar ditelusuri berasal dari gereja, telah dilaporkan di Seoul dan posisi sekitarnya yakni Provinsi Gyeonggi, rumah bagi setengah dari 51 juta warga negara itu.
KCDC menyebutkan, dari infeksi lokal yang baru diidentifikasi, 138 kasus dilaporkan di ibu kota Seoul, 124 dari Provinsi Gyeonggi di sekitar ibu kota dan 32 dari kota pelabuhan barat Incheon.
Otoritas kesehatan memperingatkan bahwa wilayah ibu kota harus bersiap untuk gelombang lain pandemi Covid-19 dan bahwa negara itu berdiri di atas titik puncak wabah nasional.
Sebagai tanda bahwa virus menyebar ke seluruh negeri, lebih banyak kasus virus baru ditambahkan di luar Seoul, dengan 100 kasus baru. Ini menandai pertama kalinya dalam beberapa minggu terakhir bahwa angkanya mencapai tiga digit.
Kota selatan Gwangju dan pusat kota Daejeon masing-masing melaporkan 15 kasus baru.
Di tengah prospek suram dari epidemi nasional, mulai Sabtu (22/8), pemerintah memutuskan untuk memberlakukan skema jarak sosial yang lebih ketat di luar wilayah sekitar Seoul.
Otoritas kesehatan mengatakan, lonjakan kasus yang ditelusuri ke sebuah gereja di Seoul utara dan infeksi yang terkait dengan unjuk rasa besar-besaran di akhir pekan yang berada di Seoul tengah tampaknya telah berfungsi sebagai katalis dalam memacu penyebaran virus secara nasional.
KCDC juga mendesak peserta unjuk rasa anti-pemerintah yang diadakan akhir pekan lalu untuk segera melakukan tes virus corona. Ini dilakukan terlepas dari apakah mereka menunjukkan gejala atau tidak.
Terlebih, sebagian besar anggota Gereja Sarang Jeil ambil bagian dalam unjuk rasa tersebut. Hingga Sabtu siang, total 796 pasien Covid-19 telah dilacak berasal dari gereja tersebut.
KCDC tetap bersiaga tinggi atas potensi wabah bahan peledak terkait dengan unjuk rasa karena sulit untuk melacak keberadaan ribuan pengunjuk rasa yang datang ke Seoul dari kota-kota lain. Sebanyak 104 kasus sejauh ini terkait dengan aksi unjuk rasa tersebut.
Baca Juga: Kim Jong-un perokok berat, Korea Utara malah luncurkan situs kampanye anti rokok
Pemerintah sebelumnya mengatakan belum saatnya mempertimbangkan untuk menaikkan tingkat jarak sosial ke Level 3.
Pengekangan penyebaran virus corona ke level tertinggi, dapat dikeluarkan ketika jumlah kasus virus harian mencapai rata-rata 100-200 dalam dua minggu.
Jika level dinaikkan, dampaknya terhadap ekonomi dan kehidupan sehari-hari masyarakat bisa sangat parah. Di mana, nantinya pertemuan untuk 10 orang atau lebih akan dilarang, dan kelas secara offline akan ditangguhkan lagi.
Korea Selatan melaporkan 10 kasus impor baru pada hari Minggu. Kasus yang datang dari luar negeri pulih kembali ke angka dua digit dari pertengahan Juni selama sekitar satu bulan, tetapi infeksi tersebut baru-baru ini melambat.
Korea Selatan melaporkan tidak ada kematian baru, dengan penghitungan masih ada di 309. Dengan ini tingkat kematian akibat virus corona mencapai 1,78%.
Jumlah total orang yang dibebaskan dari karantina setelah pulih total mencapai 14.200, naik 31 dari hari sebelumnya. Korea Selatan telah melakukan 1.791.186 tes virus corona sejak 3 Januari.