CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.400   37,81   0,45%
  • KOMPAS100 1.165   5,67   0,49%
  • LQ45 849   5,09   0,60%
  • ISSI 294   1,68   0,58%
  • IDX30 442   1,81   0,41%
  • IDXHIDIV20 514   2,82   0,55%
  • IDX80 131   0,78   0,60%
  • IDXV30 135   -0,12   -0,09%
  • IDXQ30 142   0,97   0,69%

Inflasi Inggris Mulai Turun ke Level 3,6% di Oktober 2025


Rabu, 19 November 2025 / 14:34 WIB
Inflasi Inggris Mulai Turun ke Level 3,6% di Oktober 2025
ILUSTRASI. Orang-orang berjalan di dekat gedung Bank of England, pada hari konferensi pers Laporan Kebijakan Moneter, di London, Inggris, 6 November 2025. REUTERS/Maja Smiejkowska


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - LONDON. Inflasi harga konsumen Inggris (CPI) turun menjadi 3,6% pada Oktober, dari 3,8% pada September yang merupakan level tertinggi dalam 18 bulan. Data resmi yang dirilis Rabu ini menandai penurunan pertama sejak Mei dan memberikan sedikit kelegaan bagi pemerintah serta Bank of England (BoE).

BoE dan para ekonom yang disurvei Reuters telah memperkirakan inflasi akan turun ke 3,6% pada Oktober. Penurunan ini terjadi setelah inflasi September tidak mencapai level 4% seperti yang diperkirakan bank sentral sebelumnya.

Baca Juga: Inggris Melarang Layanan Maritim untuk Membantu Pengiriman Ekspor LNG Rusia

Meski demikian, BoE bulan ini menghentikan sementara laju pemotongan suku bunga triwulanannya. Menteri Keuangan Rachel Reeves juga menegaskan dalam anggaran tahunan pada 26 November akan berusaha menghindari kebijakan pajak maupun belanja yang berpotensi menambah tekanan inflasi.

Beberapa ekonom menilai kenaikan upah minimum, peningkatan pajak bagi pemberi kerja, serta pungutan lain yang diumumkan Reeves tahun lalu dapat menambah inflasi Inggris hingga sekitar 1 poin persentase. Inflasi Inggris tetap yang tertinggi di antara negara-negara ekonomi maju.

Pada awal November, BoE memproyeksikan bahwa inflasi akan tetap berada di atas target 2% hingga pertengahan 2027, terutama karena pertumbuhan upah yang lebih cepat daripada tingkat yang dianggap sejalan dengan target inflasi terlebih dengan produktivitas yang masih lemah.

Selanjutnya: AS Tetapkan Arab Saudi sebagai Sekutu Utama Non-NATO, Trump Umumkan Langsung

Menarik Dibaca: Ipar Adalah Maut dan 6 Film Perselingkuhan Terpopuler dari Dalam dan Luar Negeri




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×